Selebrita

Satu Penyebab MBG Sampai Picu Banyak Keracunan Siswa Diungkap Chef Arnold, Colek Akun Prabowo

Arnold Poernomo alias Chef Arnold askhirnya ikut mengomentari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang jadi program Presiden Prabowo Subiano.

Editor: Murhan
YouTube Deddy Corbuzier
SOROT MBG - Chef Arnold di podcast Deddy Corbuzier, dicapture 10 Mei 2025. Arnold Poernomo alias Chef Arnold askhirnya ikut mengomentari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini jadi sorotan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Arnold Poernomo alias Chef Arnold askhirnya ikut mengomentari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini jadi sorotan.

Program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto itu sedang bergulir bahkan mulai memasuki wilayah pelosok.

Sayangnya, MBG jadi perhatian masyarakat karena banyak siswa yang keracunan.

Bahkan, orangtua siswa ketakutan bila tetap membiarkan anaknya menyantap makanan bergizi gratis tersebut.

Program MBG ini juga menuai sorotan Chef Arnold yang membuat cuitan melalui aplikasi X baru-baru ini.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id dari postingan X, Selasa (23/9/2025) juri langganan MasterChef Indonesia tersebut merepost cuitan dari akun X @fajarsumantri.

Baca juga: MBG Kerap Bermasalah, Bupati Indramayu: Perlu Peran Pemda untuk Kualitas Gizi dan Keamanan

Dalam cuitan tersebut, ia menyarankan agar Chef Arnold dilibatkan dalam program MBG ini.

“Gua saran sih Arnold ya @ArnoldPoernomo. Beliau dulu udah pernah breakdown menu + RAB tuh. Gua yakin dengan kompetensinya, bisa membawa MBG lebih baik cc Pak @prabowo x.com/MiskinTV_/stat, “ terang dalam caption.

Sementara itu, Chef Arnold memalui postingannya sendiri menyentil MBG sesungguhnya program yang bagus.

Namun ia menyayangkan banyak anak-anak yang keracunan akibat eksekusi yang kurang baik. 

“Programnya bagus cuma eksekusinya kurang.

Kasihan anak2 yg keracunan, orang tua, team dapur MBG, team medis, “ ujarnya.

Dari kejadian ini, sahabat Chef Juna dan Chef Renatta tersebut merasa kasihan kepada orangtua, tim dapur MBG dan para tenaga medis.

Dilansir dari Tribunnews.com, MBG adalah program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang berjalan sejak 6 Januari 2025, dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Tujuan awalnya menyediakan makanan bergizi gratis untuk anak sekolah, balita, ibu hamil, dan kelompok rentan, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Dengan target penerima  82,9 juta orang.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 6 Januari 2025, sejauh ini sebanyak 5.626 kasus keracunan akibat MBG ditemukan di puluhan kota dan kabupaten di 16 provinsi. 

Muncul dua opsi untuk tetap menghentikan sementara dengan evaluasi menyeluruh atau menghentikan dengan mengalihkan anggarannya untuk pendidikan.

Opsi ini mengemuka dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan para warga yang mulai was-was karena anak-anaknya selama ini menerima MBG di sekolahnya.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya mengevaluasi ketat setiap insiden keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) termasuk melakukan pemulihan atau recovery pada anak-anak yang menjadi korban.

Ia menyebut bahkan sebagian besar anak tetap antusias mengonsumsi MBG usai insiden keracunan.

Viral Edaran Soal MBG

Di sisi lain, beredar viral di media sosial, surat edaran berupa perjanjian jika ada keracunan wajib dirahasiakan oleh pihak sekolah.

Menanggapi hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan tidak ada kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditutupi atau dirahasiakan.

Hal tersebut merespon adanya surat kesepakatan antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan penerima manfaat untuk merahasiakan kejadian keracunan MBG.

Surat perjanjian kerjasama itu disinyalir tersebar di daerah Cirebon, Tanah Datar hingga di Sleman.

Dalam surat tersebut ada 7 poin kesepakatan mulai dari teknis pengiriman makanan hingga mekanisme penggantian jika terjadi kerusakan tray atau ompreng makan.

Namun pada poin ke-7 perjanjian inilah yang menjadi pro kontra dimana tertulis:

Apabila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti dugaan keracunan, ketidaklengkapan paket makanan, atau masalah serius lainnya, PIHAK KEDUA berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan informasi hingga PIHAK PERTAMA menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut. 

Kedua belah pihak sepakat untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan mencari solusi terbaik demi kelangsungan program ini.

Kepala BGN Dadan Hindayana menerangkan, pihaknya tidak pernah menutupi kejadian apapun.

BGN ujar dia, berkomitmen terbuka dalam menjalankan program andalan Presiden Prabowo Subianto ini.

“Kami sudah sampaikan bahwa untuk sesuatu yang belum terkonfirmasi maka lebih baik dibicarakan secara internal tapi kalau sudah terkonfirmasi BGN tidak pernah menutupi,” ujar dia dalam konferensi pers di kantor BGN, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025). 

“Ada kejadian (keracunan) kami rilis karena itu untuk keterbukaan. Setiap SPPG diwajibkan membuat media sosial untuk menampilkan menu di hari itu termasuk komposisi gizi. Jadi tidak ada bagi kami menutup-nutupi informasi,” lanjut Dadan.

Secara terpisah, wakil kepala BGN Nanik S Dayang membantah surat tersebut berasal dari BGN.

Nanik mengatakan, BGN sudah melakukan koordinasi ke seluruh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk mengecek keberadaan surat itu.

“Kami BGN tidak pernah mengeluarkan surat perjanjian antara SPPG dengan pihak penerima manfaat dengan poin seperti itu. Poin itu tidak ada (poin rahasiakan keracunan),” terang dia.

Ia menjelaskan, surat perjanjian itu bersifat koordinasi untuk distribusi dan pengawasan peralatan atau alat-alat untuk MBG.

Pihaknya tidak pernah berniat untuk membungkam masyarakat yang ingin melapor jika ada keracunan MBG.

"Jadi bukan membungkam, bukan apa, sama sekali, saya jawab, tidak ada poin itu, dan tidak dilakukan oleh BGN," imbuh dia.

Dari catatan BGN, kasus keracunan MBG selama 9 bulan ini ada sekitar 4.711 kasus dengan jumlah porsi MBG yang dibuat dan disebarkan sekitar 1 miliar porsi.

Program MBG sendiri diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD – SMU atau sederajat.

Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.

(Banjarmasinspost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved