Nasib Firdaus Oiwobo 8 Bulan Izin Advocat Dibekukan, Sesumbar Penghasilan Dulu Saingi Hotman Paris

BANJARMASINPOST.CO.ID - Firdaus Oiwobo mengungkap nasibnya usai izin advokatnya dibekukan Mahkamah Agung. Dia menyentil pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Firdaus Oiwobo sesumbar mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. 

Hal itu sebagai akibat usai sumpah advokatnya dibekukan.

Setelah izin praktiknya sebagai advokat dibekukan oleh Mahkamah Agung (MA), Firdaus Oiwobo tak hanya harus berjuang memulihkan namanya, tetapi juga menelan pil pahit atas kerugian finansial yang fantastis.

Dalam sebuah konferensi pers, Firdaus blak-blakan mengungkapkan total kerugian yang dialaminya selama delapan bulan terakhir.

 Menurutnya, ia kehilangan pendapatan tetap dari sejumlah perusahaan yang menjadi kliennya.

Baca juga: Bukan Semata Selingkuh, Ini Pemicu DJ Bravy Sulit Menikahi Erika Carlina: Sumpah Malu Banget

Baca juga: Dulu Dijanjikan Raffi Ahmad untuk Bantu, Ini Nasib TKW yang Terlunta-lunta di New York AS Kini

"Saya setiap bulannya pendapatan saya dari perusahaan-perusahaan itu Rp 320 juta," kata Firdaus Oiwobo di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

"Tapi sekarang sudah stop semua selama 8 bulan. Jadi 320 juta dikali 8 bulan, dikalikan saja," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, pengacara nyentrik itu juga menduga bahwa kesuksesan dan peningkatan taraf ekonominya yang pesat telah membuat beberapa pihak merasa iri dan terancam. 

Bahkan, ia secara spesifik menyebut nama Hotman Paris sebagai tolok ukur persaingan di dunia advokat.

"Itu kayaknya ngiri gitu, ngiri dengan kesuksesan saya dan takut disaingi mungkin," ujar Firdaus.

Ia pun berandai-andai, jika dirinya terus sukses dan mampu membeli mobil mewah seperti Lamborghini, hal itu bisa dianggap sebagai ancaman bagi dominasi pengacara papan atas seperti Hotman Paris.

"Takutnya saya beli Lamborghini menyaingi Hotman Paris ya kan. Akhirnya saya buru-buru dibekukan," celetuknya.

Lebih lanjut, Firdaus Oiwobo merasa bahwa sanksi ini bukanlah murni persoalan hukum, melainkan ada unsur dendam pribadi dan konspirasi untuk menjatuhkan kariernya. 

Bahkan, ia menuding ada sekelompok orang di bidang hukum yang tidak suka dengan kesuksesannya.