Serambi Ummah
Jangan Kaitkan Kecelakaan dengan Hal Mistis: Tak Boleh Terbawa Syirik
Apakah dalam Islam, tempat angker itu ada? Bagaimana sebaiknya seorang muslim menyikapi hal ini agar tidak terbawa syirik? Ini kata ulama
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Rahmadhani
BANJARMASINPOST.CO.ID - Insiden kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa kembali terjadi di Jalan A Yani Kilometer 23 Banjarbaru. Insiden itu menjadi sorotan warga, lantaran kawasan setempat dinilai angker karena rawan kecelakaan atau banyaknya kasus kecelakaan yang berujung tewas.
Kondisi serupa juga terjadi di ruas Jalan A Yani Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanahlaut.
Kecelakaan maut kerap terjadi di ruas jalan itu, sehingga memantik kengerian warga. Hal ini pun dikaitkan dengan kondisi angker kawasan setempat oleh warga.
Tapi apakah dalam Islam, tempat angker itu ada? Bagaimana sebaiknya seorang muslim menyikapi hal ini agar tidak terbawa syirik?
Rahman (38), warga Sultan Adam, mengaku, sudah beberapa kali menyaksikan langsung insiden di titik rawan. Ia masih ingat ketika suatu malam, seorang pengendara motor tiba-tiba terjatuh usai kendaraannya oleng.
“Waktu itu di daerah Pelaihari, Gunung Kayangan. Orang-orang sering bilang daerah itu angker. Memang banyak kecelakaan. Tapi kalau saya lihat, wilayah di sana gelap ya, kadang juga karena pengendara sendiri tidak hati-hati, apalagi jalannya agak menurun dan ramai dilalui kendaraan berbadan besar,” katanya, Kamis (2/10).
Meski tidak langsung percaya soal angker, Rahman mengaku, pernah merasakan bulu kuduknya berdiri saat melintas malam hari. Ia menyebut suasana jalan yang sepi, gelap, dan sunyi membuat siapa pun merasa tidak nyaman.
Baca juga: Perjalanan Warjiah Penyuluh Agama Islam di Tabalong: Aktif Bina Majelis dan Pemberdayaan Perempuan
Baca juga: Hukum Islam tentang Utang: Boleh untuk Keperluan Darurat, Disiplinkan Diri Menabung
“Sempat juga saya merasa merinding, apalagi kalau lewat sendirian malam-malam. Tapi biasanya saya langsung baca doa biar tenang. Yang penting jangan sampai ikut percaya hal-hal mistis, tetap saja kita wajib hati-hati di jalan,” katanya.
Sementara, Rifky (27), warga Sungai Miai, justru pernah mengalami sendiri kecelakaan kecil di ruas Jalan Pangeran Hidayatullah beberapa tahun silam. Ia terjatuh ketika terburu-buru hendak mendatangi kawannya, ia juga mengakui kala itu tidak membaca doa sebelum berangkat.
“Waktu itu malam mingguan, saya tiba-tiba slip di tikungan, padahal jalannya terlihat normal saja. Syukurnya cuma luka ringan. Tapi jujur, setelah kejadian itu saya jadi lebih hati-hati. Kalau bisa juga jangan lupa berdoa, karena doa itu yang bikin kita merasa tenang di jalan,” katanya.
Rifky mengakui, masyarakat setempat memang percaya ada yang “aneh” di jalur itu beberapa tahun yang lalu. Ada yang bilang sering terdengar suara-suara atau muncul bayangan saat malam hari. Namun ia memilih untuk tidak larut dalam keyakinan tersebut.
“Kalau soal angker, orang kan punya pendapat masing-masing. Tapi menurut saya, penyebab kecelakaan lebih karena ngebut, ngantuk, atau jalanan yang rawan. Cuma, karena sudah sering terjadi, wajar orang jadi mengaitkan dengan hal-hal mistis,” ujarnya.
Tak Boleh Terbawa Syirik

FENOMENA tempat yang disebut angker bukan hal asing di masyarakat. Jalanan sepi, rumah kosong, hingga persimpangan tertentu kerap dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus. Lalu bagaimana sebenarnya Islam memandang hal ini?
Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian MUI Kota Banjarmasin, Ustadz Mukhlis Abdi menjelaskan, dalam Islam memang ada makhluk selain manusia dan hewan, yaitu bangsa jin. Jin bisa menempati banyak tempat yang jarang dihuni manusia.
“Jin bisa berada di padang pasir, di jalan sepi, rumah kosong, bahkan di pasar atau di kandang binatang. Kadang mereka bersifat usil kepada manusia, menakut-nakuti atau menampakkan diri,” ucapnya.
Perjalanan Warjiah Penyuluh Agama Islam di Tabalong: Aktif Bina Majelis dan Pemberdayaan Perempuan |
![]() |
---|
Hukum Islam tentang Utang: Boleh untuk Keperluan Darurat, Disiplinkan Diri Menabung |
![]() |
---|
Kiprah Dakwah Ustadz Zulfakar Ali Muhammad Tantawi Lc di Banjarmasin: Jembatani Perbedaan Mazhab |
![]() |
---|
Apakah Makanan yang Dijilat Kucing Hukumnya Menjadi Najis? Simak Penjelasan Ulama |
![]() |
---|
Keteladanan Rasulullah Cermin Kepemimpinan Umat: Bukan Hanya Jabatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.