Religi

Mengenal Sosok Habib Basirih Banjarmasin, Haulnya Selalu Dipenuhi Jemaah Berbagai Daerah

Makam Habib Basirih terletak di Jalan Keramat Basirih RT 09 RW 01, Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

|
Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD RAHMADI
ZIARAH - Peziarah dari dalam dan luar Provinsi Kalimantan Selatan saat berada di Makam Habib Basirih di Kota Banjarmasin, Rabu (8/6/2022). 


"Mulutnya berzikir di atas pohon kelapa, sambil tangannya menganyam daun kelapa jadi kulit ketupat. Hasilnya, pohon kelapanya jadi berbuah ketupat," kenangnya.

Habib Basirih juga sering mengumpulkan kayu-kayu atau ranting pohon yang larut di sungai hingga menumpuk banyak.

Kayu-kayu ini tidak dipakainya untuk sumber penghasilan seperti yang dilakukan kebanyakan warga lainnya, tetapi untuk dijadikannya alas tidur.

Walau dianggap aneh dan sering dipanggil orang gila oleh warga, dia ternyata memiliki banyak karomah yang membuatnya menjadi sosok yang berbeda dari orang kebanyakan.

Dia sering berkhalwat di sumur dekat lokasi makamnya, airnya tidak pernah asin, padahal airnya dari sungai yang asin.


Habib Basirih juga memiliki kemampuan indera keenam yang tajam.

Pernah ada kejadian semasa hidupnya, seorang kapten kapal yang merupakan ayah dari sahabatnya hendak tenggelam di perairan Bawean, Gresik, Jawa Timur.

Kapalnya hampir karam dan di saat genting itu sang kapten berteriak meminta pertolongan Habib Basirih.

Di saat yang sama, warga di kampung Basirih malah terheran-heran melihat sang habib tak henti-hentinya menimba air di sumurnya.

"Pas ditanya warga, kakek saya menjawab kalau dia sedang menolong seorang kapten kapal yang kapalnya hendak karam. Warga memandangnya aneh dan tak masuk di akal. Ajaibnya, beberapa waktu kemudian, sang kapten datang menemui kakek saya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya dia tak jadi ikut tenggelam bersama kapalnya. Aneh kan? Padahal kapten itu di Jawa Timur sana berteriak meminta tolong sementara kakek saya di sini di Banjarmasin," ceritanya.

Keanehan lainnya terjadi saat zaman pendudukan Jepang di Kalimantan Selatan.

Tiba-tiba saja Habib Basirih berujar bahwa seorang haji bernama Haji Umar akan manabas (Bahasa Banjar, artinya memotong) di masjid.

Baca juga: Kerusakan Trotoar Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Tiang Listrik Terdampak

Orang-orang menafsirkan manabas di sini adalah bakal ada seorang haji bakal memotong rumput di masjid, sebab kata manabas biasanya identik dengan aktivitas memotong rumput untuk membersihkan tempat.

"Kata kakek saya, ada Haji Umar handak manabas di masigit (sebentar lagi bakal datang Haji Umar hendak memotong di masjid)," katanya.

Tak lama kemudian, memang ada seseorang mengaku bernama Haji Umar Faisal datang ke masjid-masjid di Banjarmasin untuk memotong, namun bukan memotong rumput tetapi memotong kepala-kepala para pemuka agama Islam dan tokoh masyarakat yang menentang pendudukan Jepang.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved