Permata Istimewa Man Utd Berada di Depan Amad, Tetapi Ten Hag Membiarkannya Pergi dengan Harga Rp0

BANJARMASINPOST.CO.ID - Masa jabatan Erik ten Hag sebagai manajer Manchester United bisa disebut penuh gejolak.

Dengan pelatih asal Belanda itu pada akhirnya gagal memenuhi standar yang diharapkan banyak orang saat ia tiba.

Ia memenangkan dua trofi selama dua musim penuh bertugas di Old Trafford, memenangkan Piala Carabao dan Piala FA, yang terakhir diraih saat melawan rival Manchester City pada musim 2023/24.

Namun, meskipun mencapai persentase kemenangan sebesar 56 persen, hasilnya sering kali tidak konsisten.

Terutama mengingat pria berusia 55 tahun itu menghabiskan lebih dari £600 juta untuk pemain baru selama masa jabatannya di Liga Premier.

Baca juga: Ten Hag Menjual Giggs Muda Man Utd Hanya dengan Rp334 Miliar, Sekarang Dia Seperti Bryan Mbeumo

Baca juga: Kabar Buruk Benjamin Sesko Bisa Dicadangkan Amorim karena Punya Cunha Lain di Monster Man Utd

Pemain-pemain seperti Antony, Casemiro dan Andre Onana semuanya direkrut di bawah pengawasannya, yang menimbulkan pertanyaan tentang perkemahan tersebut, mengingat mengingat dampak yang mereka berikan sejak kepindahan mereka yang menghabiskan biaya besar.

Ten Hag juga membuat sejumlah keputusan yang didiskusikan selama menit bermain yang diberikan kepada pemain yang sudah dimilikinya yang sering kali menimbulkan ketidakpuasan dari basis penggemar Setan Merah.

* Keengganan Ten Hag memanfaatkan Amad Diallo

Setelah Amad Diallo bergabung dengan United pada bulan Januari 2021, dengan biaya yang tidak sedikit hierarki membayar biaya sekitar £37 juta setelah hanya membuat lima penampilan senior sebelum pindah ke Inggris.

Pemain Pantai Gading itu hanya tampil sembilan kali dalam dua tahun pertamanya di Old Trafford, sebelum menghabiskan paruh kedua tahun keduanya dengan status pinjaman di Rangers.

Masa peminjamannya yang lain di Sunderland, di mana ia mencetak 14 gol, akan melambungkan namanya ke tim asuhan Ten Hag untuk musim kompetisi 2023/24 - tetapi ia sering kali mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam rencana tim utama sang manajer.

Amad hanya tampil 12 kali di semua kompetisi, dengan hanya empat kali tampil sebagai pemain inti, yang kemudian keluar dari daftar pilihan manajer.

Keputusan seperti itu dari sang manajer tentu akan menimbulkan kekhawatiran dari para penggemar, terutama mengingat kejadian yang tidak menimbulkan kesan saat meninggalkan Old Trafford untuk sementara waktu tahun sebelumnya.

Penyerang tersebut kini telah menemukan kembali performa terbaiknya bersama Setan Merah sejak pemecatan mantan manajer tersebut, menyoroti kesalahan yang dibuat Ten Hag dengan tidak memainkannya selama masa jabatannya di klub.

* Mantan bintang United yang berada di depan Amad

Selama 12 bulan terakhir, Amad telah berkembang menjadi anggota tim utama yang penting.

Dengan Ruben Amorim memanfaatkan pemain berusia 23 tahun itu secara konsisten sejak mengambil alih kendali pada November tahun lalu.

Meskipun cedera kaki mengganggu kemajuannya, Diallo masih berhasil mencatatkan 26 penampilan di Liga Primer, mengakhiri musim dengan total 14 gol dan assist.

Penampilannya yang paling mengesankan terjadi saat melawan Southampton di Old Trafford, mencetak tiga gol di babak kedua dan memastikan kemenangan 3-1 setelah sempat unggul 1-0 saat turun minum.

Pemain muda itu juga mencetak kemenangan gol dalam Derby Manchester di Etihad, yang semakin menunjukkan sifat mengesankan yang ia tunjukkan meskipun hasil akhir Liga Premier yang buruk.

Namun, meskipun kariernya di klub telah diselamatkan oleh Amorim, ia pernah berada di belakang Omari Forson dalam urutan kekuasaan selama masa jabatan Ten Hag sebagai pelatih Setan Merah.

Gelandang tersebut bergabung dengan klub pada usia 15 tahun, menghabiskan beberapa tahun di sistem pelatihan pemain muda sebelum melakoni penampilan perdananya di tim senior melawan Fulham pada Februari 2024.

Pemain muda itu mengakhiri musim dengan tujuh penampilan untuk tim senior, yang menyebabkan Statman Dave melabeli remaja itu sebagai bakat yang “ luar biasa ”.

Forson kerap kali lebih dipilih daripada Amad selama kampanye semacam itu, yang mengakibatkan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan basis penggemar kepada sang manajer - terutama mengingat kepindahan pria Inggris itu dari Setan Merah.

Pemain berusia 21 tahun itu meninggalkan Old Trafford pada akhir kontraknya di musim panas 2024, menolak kesempatan untuk memperpanjang masa tinggalnya di Manchester demi tantangan baru.

Dia kemudian bergabung dengan klub Serie A Monza dengan status bebas transfer musim panas lalu, hanya tampil dalam 11 penampilan musim lalu - sejauh ini belum mampu menandingi potensi yang muncul darinya.

Mengingat kegagalannya di luar Old Trafford, keputusan Ten Hag untuk menggunakan Forson daripada Amad merupakan keputusan yang membingungkan dan jelas merupakan kesalahan besar.

Rasmus Hojlund Omari Forson Manchester United
Sedangkan bagi pemain asal Pantai Gading, ia akan berharap untuk terus maju dan membangun performanya dari tahun lalu dalam beberapa bulan mendatang.

Memainkan peran kunci dalam setiap kesuksesan yang diraih selama masa jabatan Amorim sebagai pelatih.

* Ruben Amorim akui kesalahannya atas kekalahan derby Man Utd seiring rumor pemecatan yang semakin kencang

Manchester United menderita kekalahan 3-0 dari Manchester City di Etihad dan manajer yang sedang mendapat tekanan, Ruben Amorim, bertanggung jawab atas penampilan tersebut.

Phil Foden membuka skor untuk Cityzens pada menit ke-18 melalui sundulan, setelah Jeremy Doku memberikan umpan silang setelah berlari apik.

Foden dan Doku sama-sama tampil gemilang dalam derby Manchester, tetapi Erling Haaland-lah yang mencuri perhatian di babak kedua, dengan dua penyelesaian klinis berkat assist lain dari Doku dan yang kedua dari Bernardo Silva.

Hasil ini menambah tekanan pada Amorim, yang Setan Merahnya hanya meraih empat poin dari empat pertandingan pembukaan musim Liga Primer, yang membuat mereka berada di posisi ke-14 dalam klasemen.

Tekanan telah meningkat pada Amorim selama berminggu-minggu, termasuk beberapa spekulasi bahwa pelatih itu bahkan bisa dipecat meskipun musim masih dalam tahap awal.

Berbicara kepada Sky Sports setelah kekalahan derby, Amorim  mengakui bahwa Man City lebih baik daripada timnya di saat-saat krusial, dan ia sendiri yang bertanggung jawab atas kekalahan tersebut.

"Kami punya tim yang besar di momen-momen tertentu. Kalau kita lihat tiga golnya, kita bisa menghindari tiga gol itu. Kita bisa lebih agresif," kata Amorim.

Dalam pertandingan seperti ini, dengan tim-tim papan atas, selisih tipis akan menjadi pembeda. Performanya kurang bagus, di beberapa momen mereka lebih baik dari kami, dan pada akhirnya Anda tidak punya firasat baik.

Kami bermain melawan satu pelatih yang telah memenangkan tujuh gelar Liga Primer dan kami sedang membangun banyak hal, mencoba melawan tim-tim ini. Saya tidak akan membela diri, pertanyaannya selalu sama, mencoba melindungi diri. Kami harus bermain lebih baik.

"Kalau saya lihat pertandingannya, tahun lalu kami seri dan menang melawan City, dan hari ini kami sedikit lebih baik, tetapi dalam detail-detail kecil, jelas itu bukan kesalahan yang cukup besar. Kami sedang membangun sesuatu, tetapi tentu saja kami harus menang."

Saya tidak senang. Saya tidak melihat satu pun pemain di tim saya yang tidak memberikan yang terbaik. Sisanya ada pada saya. Kekecewaan terkadang membuat saya merasa kami seharusnya bisa berlari lebih banyak, tetapi saya tidak merasakannya hari ini. Ini salah saya, bukan salah mereka, dan saya tidak masalah dengan itu.

Saya tahu ini sulit bagi para penggemar kami, tetapi sekali lagi, saya tidak bisa menyalahkan satu pemain pun atas kurangnya usaha mereka.

Dengan kecerdasan permainan, kami bisa meningkatkan performa, tetapi itu salah saya dan kami bisa meningkatkannya

* Bruno Fernandes: 'Saat menguasai bola, kami sangat berani'

Usai pertandingan, kapten Man Utd, Bruno Fernandes, mengakui bahwa ia dan timnya harus berusaha lebih baik untuk bangkit dari awal musim yang buruk. 

Namun, pemain berusia 31 tahun itu yakin Setan Merah masih berada di jalur yang benar.

"Tidak sulit menemukan hal positif. Kita harus melihat apa yang telah kita lakukan dengan baik, dan itu tidak cukup karena kita ingin memenangkan pertandingan sepak bola. 

Apa yang kita lakukan hari ini tidak cukup untuk mendapatkan hasil positif, dan itulah yang akan kita petik dari pertandingan ini. Tentu saja, kita akan melihat apa yang harus kita perbaiki dan menatap pertandingan berikutnya."

Kami harus mencetak gol dan tidak kebobolan. Kami terus menciptakan peluang, tetapi tidak mampu mencetak gol sebanyak yang kami inginkan. Kami harus lebih mengendalikan permainan. Kami kebobolan tiga gol yang seharusnya bisa kami hindari.

"Saat kami maju, kami harus mengambil lebih banyak risiko dan lebih berani di lini terakhir. Saat kami mengoper ke bek tengah, mereka bermain tiga lawan tiga dan menekan dengan sangat keras. Ruangnya sangat sempit."

Mengenai keyakinannya terhadap Man Utd untuk membalikkan keadaan, Fernandes menambahkan: “Hasilnya sangat buruk, sangat buruk bagi kami, tetapi saya pikir ada dua cara untuk melihat pertandingan ini. 

Gol-gol itu seharusnya bisa dihindari. Saat menguasai bola, kami sangat positif, sangat berani, kami memainkan bola ke depan. Ketika kami menciptakan peluang, kami seharusnya bisa lebih bersih.”

"Kami menginginkan apa yang City dapatkan, yaitu tiga poin. City bermain cerdas dengan mencetak gol dengan cara mereka, mereka punya tim dan pemain yang sangat bagus," tambahnya.

(Banjarmasinpost.co.id)