Bukan Cuma ke Rashford, Perlakuan Ruben Amorim Terhadap Bintang Man Utd Bisa Membuatnya Dipecat

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ruben Amorim hampir setahun menjabat sebagai manajer Manchester United, tetapi dapat dipastikan bahwa masa jabatannya hingga kini merupakan kekecewaan besar bagi semua pihak yang terlibat.

Pemain berusia 40 tahun itu tiba dari Sporting CP dengan kegembiraan luar biasa setelah memenangkan gelar tahun sebelumnya.

Tetapi perasaan seperti itu sudah mulai memudar selama beberapa bulan terakhir.

Dia hanya memenangkan 38 persen dari 47 pertandingan yang dipimpinnya, yang mengakibatkan Setan Merah finis di posisi ke-15 yang memalukan di Liga Premier - terendah sejak divisi tersebut dibentuk pada tahun 1992.

Performa buruknya di lapangan telah menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depannya di Old Trafford, yang berpotensi membuat dewan tidak punya pilihan lain jika performa buruk mereka berlanjut pada 2025/26.

Baca juga: Jam Tayang dan Jadwal Bola Siaran SCTV-TV Online Malam Ini, Man Utd vs Chelsea, Liverpool vs Everton

Baca juga: Manchester United Kini Siap Ajukan Tawaran Rp1,9 T Untuk Merekrut Bintang Real Madrid Paket Komplet

Di samping kegagalannya di lapangan, pengambilan keputusannya di luar lapangan juga sangat kontroversial, dengan situasi di mana seorang pemain dikritik habis-habisan oleh banyak orang di seluruh negeri.

* Kebuntuan Marcus Rashford di MU dengan Amorim

Marcus Rashford adalah pemain yang merupakan lulusan akademi United, memberikan dampak besar di skuad utama, dengan mencatatkan total 426 penampilan bagi tim masa kecilnya.

Setelah Amorim ditunjuk, pemain Inggris itu dimainkan di sebagian besar pertandingan manajer baru - bahkan mencetak gol pertama saat ia melatih melawan Ipswich Town.

Akan tetapi, sang penyerang dengan cepat terdegradasi dari daftar pemain inti, sehingga tidak dimasukkan dalam latihan tim utama dan dipaksa berlatih dengan skuad muda sebelum pindah sementara ke Aston Villa selama musim dingin.

Rashford kembali ke klub induknya selama jeda musim panas, tetapi segera terlihat jelas bahwa ia akan sekali lagi ditinggalkan dari skuad Amorim - bergabung dengan Barcelona dengan status pinjaman dan opsi pembelian.

Dia sudah tiga kali menjadi starter bagi tim asuhan Hansi Flick dan tidak membuang waktu untuk menunjukkan kepada bos Setan Merah bakat yang masih dimilikinya meskipun baru-baru ini dia ditolak di Old Trafford.

Pemain sayap itu mendapat kesempatan bermain di Liga Champions tadi malam, mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas Newcastle United, membuktikan bahwa ia masih mampu menjadi bintang di kompetisi terbesar Eropa.

Akan tetapi, mengeluarkan Rashford dari Theatre of Dreams bukanlah satu-satunya kesalahan mencolok yang dilakukan sang manajer saat memimpin, masa depannya perlu dipertanyakan jika situasi seperti ini terus berlanjut dalam waktu dekat.

* Keputusan Amorim yang merupakan pelanggaran yang dapat menyebabkan pemecatan di United

Salah satu topik pembicaraan utama mengenai masa depan Amorim adalah sistemnya saat ini.

Dengan formasi 3-4-2-1 yang tampaknya tidak memberikan efek yang diinginkan, mengingat posisi liga yang rendah pada musim 2024/25.

Kebanyakan manajer lain akan terbuka terhadap gagasan beralih ke taktik lain untuk mencoba membalas keterpurukan yang sedang berlangsung.

Tetapi tampaknya itu adalah sesuatu yang tidak ingin dilakukan oleh pria berusia 40 tahun itu.

Dia menyatakan setelah kekalahan Derby Manchester akhir pekan lalu bahwa dia tidak akan meninggalkan filosofinya saat ini bahkan menyatakan bahwa klub harus mengganti orangnya sebelum dia mengubah idenya.

Masalah utama yang muncul dari sistem seperti itu adalah kurangnya kualitas dan dampak dari duo gelandang tengah, yang sering kewalahan dan tidak mampu menghadapi ancaman yang diberikan oleh lawan.

Kobbie Mainoo merupakan pemain reguler di tim selama musim 2023/24 sebelum Amorim mengambil alih November lalu.

Tetapi sejak kedatangannya, pemain muda itu kesulitan mendapatkan menit bermain.

Pemain berusia 20 tahun ini telah bertanggung jawab atas banyak momen penting meskipun usianya masih muda.

Pernah tampak seperti bakat besar berikutnya yang muncul dari akademi klub yang terkenal buruk.

Dari gol kemenangan di menit-menit terakhir melawan Wolverhampton Wanderers hingga gol-gol di final Piala FA melawan Manchester City sang gelandang benar-benar mampu menghasilkan karya-karya hebat di tahun terobosannya.

Akan tetapi, perkembangannya tidak diragukan lagi mandek sejak mantan bos Sporting CP mengambil alih.

Hanya menjadi starter dalam 20 pertandingan liga pada 2024/25, dengan pemain seperti Manuel Ugarte dan Casemiro berada di depannya dalam urutan kekuasaan.

Musim baru mengakibatkan situasi yang sama terulang kembali, dengan pemain Inggris, yang diberi label " fenomenal " oleh Andy Townsend, hanya tampil selama total 73 menit di Liga Premier hingga saat ini.

Sungguh membingungkan melihat bakat muda yang menjanjikan seperti itu diasingkan setelah awal hidupnya yang mengesankan sebagai seorang profesional.

Sementara para pemain sangat membutuhkan waktu bermain untuk melanjutkan perkembangannya.

Kurangnya menit bermain Mainoo akhir-akhir ini menyebabkan sang gelandang bahkan meminta pindah sementara dari klub - tetapi permintaannya segera ditolak, yang semakin menambah penderitaan yang dialaminya di bawah Amorim.

Keberhasilan Rashford di luar United adalah satu hal, tetapi kekeraskepalaan sang manajer untuk tidak memanfaatkan Mainoo bisa jadi akan menjadi paku terakhir di peti matinya dalam beberapa minggu mendatang.

Jelas sang bos tidak mendapatkan hasil terbaik dari para pemain saat ini di klub.

Yang dapat menyebabkan banyak pemain lain mengikuti jejak Rashford untuk mencari menit bermain reguler dan mengembalikan karier mereka yang dulu menggairahkan ke jalur yang benar.

(Banjarmasinpost.co.id)