Liga Inggris

Chelsea Terlanjut Menjual Transformasi Gittens yang Sekarang Bermain 'Lebih Baik dari Bukayo Saka'

Peningkatan Jamie Gittens yang dijual oleh Chelsea itu yakni Noni Madueke kini benar-benar dapat menyaingi Bukayo Saka di Liga Inggris

Editor: Khairil Rahim
X Jamie Bynoe-Gittens
RAYAKAN GOL - Pemain Chelsea termasuk Jamie Bynoe-Gittens ikut merayakan gol yang diciptakan rekannya dalam laga Liga Inggris foto di capture dari X.Com pada 3 Oktober 2025. Peningkatan Jamie Gittens yang dijual oleh Chelsea itu yakni Noni Madueke kini benar-benar dapat menyaingi Bukayo Saka di Liga Inggris 

Statistik Kunci GIVEMESPORT: Anatoliy Trubin melakukan tiga penyelamatan saat Benfica kalah dari Chelsea di Liga Champions awal pekan ini

Kesadaran itu telah membantu membentuk kariernya, dan satu pertemuan khususnya menonjol sebagai sumber inspirasi.

Awal tahun ini, Trubin bertemu Oleksandr Usyk, juara dunia kelas berat Ukraina, untuk makan malam, sebuah pengalaman yang menawarkan pelajaran berharga tentang disiplin dan pola pikir.

"Rasanya luar biasa bagi saya," kata Trubin tentang pertemuannya dengan Usyk. "Pemikirannya, apa yang dia bicarakan kepada saya, saya punya pemikiran serupa, tapi dia lebih berpengalaman. Dia punya lebih banyak hal di balik layar. Dia telah mencapai segalanya. Dia jago bertinju, dan bagi saya, berbicara dengannya sangat, sangat membantu, untuk memahami apa yang dia pikirkan dan bagaimana dia membangun karier dan dirinya sendiri."

Pesan Usyk tentang peningkatan diri secara berkelanjutan mendapat sambutan yang mendalam.

"Satu pemikiran sederhana yang ia bicarakan adalah tentang semua orang di sekitar," jelas Trubin.

"Sebagai pribadi, kita perlu memahami apa yang kita inginkan dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Ia memberikan banyak contoh orang yang mencapai sesuatu lalu berhenti. Kita perlu selalu meningkatkan diri, karena hanya langit yang menjadi batasnya. Sederhana, tapi itu benar."

Trubin Tekankan Pentingnya Mentalitas dan Disiplin

Di luar lapangan, Trubin menyalurkan mentalitas yang sama ke dalam karyanya di Sport Portal, sebuah platform pelatihan daring untuk para penjaga gawang. Ia sangat terlibat dalam proyek ini, yang menyediakan video pembelajaran terstruktur, latihan khusus, dan bimbingan dari pelatih berpengalaman bagi para pemain muda, memberikan wawasan dan dukungan yang ia harapkan sebelumnya di kariernya kepada generasi penjaga gawang berikutnya.

Bagi Trubin, Sport Portal adalah tentang berbagi. Ia memandang proyek ini sebagai cara untuk menginspirasi dan mendidik para penjaga gawang muda yang bermimpi mengikuti jejak serupa, mendorong mereka untuk menggabungkan bakat alami dengan fokus dan profesionalisme.

Hal ini mencerminkan seorang pemain yang tidak hanya ambisius untuk dirinya sendiri tetapi juga bersemangat untuk mengembangkan orang-orang di sekitarnya.

Dorongan untuk terus maju menjadi dasar semua yang dilakukannya.

"Bukan hanya sebagai penjaga gawang, tetapi sebagai atlet, Anda harus disiplin," ujarnya. "Ini rutinitas harian yang sangat membantu. Bakat saja tidak cukup. Anda bisa mencapai level tertentu, tetapi bukan yang terbaik. Disiplin adalah salah satu kuncinya."

Rasa hormat Trubin terhadap para penyerang elit menunjukkan tingkat persaingan yang sudah ia anut. Ketika ditanya penyerang mana yang paling menonjol, jawabannya mencerminkan kekaguman sekaligus analisis.

"Saya pikir Karim Benzema," katanya. "Mungkin tahun itu dia memenangkan Ballon d'Or. Selain itu, Kylian Mbappe adalah pemain yang luar biasa. Saya juga bisa menyebut Harry Kane dan Robert Lewandowski, yang merupakan penyerang-penyerang hebat."

Pola pikir yang tekun itu juga berlaku pada hukuman, suatu situasi yang ia pandang dengan keyakinan yang tenang dan bukannya kecemasan.

"Bagi saya, penalti adalah bagian termudah menjadi penjaga gawang," ujarnya sambil tersenyum. "Jika Anda menyelamatkannya, Anda adalah pahlawan. Jika tidak, tidak ada yang menjelek-jelekkan Anda. Itu salah satu bagian termudah, tetapi juga sangat rumit. Tergantung siapa yang mengambilnya. Anda menonton sebelumnya, menganalisis, menggunakan intuisi, dan menggabungkannya menjadi satu keputusan akhir."

Perpaduan kepercayaan diri dan kontrol diri Trubin sungguh memukau untuk seorang pemain yang masih berada di tahap awal kariernya. Di usianya yang baru 24 tahun, profesionalisme, pandangan ke depan, dan kemauannya untuk belajar menjadikannya salah satu kiper paling menjanjikan di sepak bola Eropa.

"Setiap pemain sepak bola, setiap anak, pasti ingin memenangkan Liga Champions," ujarnya. "Jelas, saya pikir ini impian terbesar hampir setiap pemain sepak bola yang baru mulai bermain."

Mimpi itulah, dan pola pikir di baliknya, yang terus mendorong Trubin maju. Baik di bawah gemerlap lampu Estadio da Luz maupun di panggung termegah di Eropa, fokusnya tak pernah goyah.

Tenang, disiplin, dan penuh tekad, kiper Benfica ini mewujudkan mentalitas yang pernah diingatkan Usyk kepadanya, bahwa dalam sepak bola, seperti halnya dalam hidup, hanya langit yang menjadi batasnya.

Semua statistik milik Sofascore - benar per 02/10/2025

(Banjarmasinpost.co.id)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved