Perusahaan Sawit Bakal Fokus pada Kemitraan dengan Perkebunan Rakyat

Pola kemitraan itu yaitu peningkatan produktivitas dan mencapai tata kelola perkebunan sawit rakyat berkelanjutan (sustainabilitas).

Penulis: R Hari Tri Widodo | Editor: Murhan
Ilustrasi
Kebun kelapa sawit 

BANJARMASINPOST.CO.ID, NUSA DUA - Kabar gembira bagi petani sawit khususnya di Kalimantan. Konferensi Sawit Internasional (IPOC) di Nusa Dua, Bali, 1-3 November 2017 mengangkat sejumlah isu, di antaranya dua fokus utama dalam pola kemitraan antara perusahaan dengan perkebunan sawit rakyat.

Pola kemitraan itu yaitu peningkatan produktivitas dan mencapai tata kelola perkebunan sawit rakyat berkelanjutan (sustainabilitas).

"Pola kemitraan dengan perkebunan rakyat menjadi perhatian utama dalam pengembangan industri kelapa sawit nasional," kata Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Bambang Aria Wisena di Nusa Dua Bali, Rabu (1/11/2017).

Baca: Echa si Putri Tidur Bikin Video Lewat HP Mamanya, Ungkapkan Ingin Bertemu Deddy Corbuzier

Hal itu disampaikan Bambang Aria Wisena di depan media dalam silaturahmi dalam rangka Konferensi Sawit Internasional (IPOC) 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center. Konferensi IPOC akan dibuka Kamis (2/11/2017) oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Bambang mengatakan, saat ini rata-rata tingkat produktivitas perkebunan sawit rakyat masih rendah, di bawah 18!ton TBS (tandan buah segar) per hektar per tahun.

Padahal, yield perkebunan sawit besar bisa mencapai 30 ton TBS per hektar per tahun. "Untuk mempersempit kesenjangan produktivitas ini, strategi terbaik adalah kemitraan antara perusahaan dengan perkebunan rakyat," kata Bambang.

Baca: Wow! Perusahaan Ini Siap Menampung 1.000 Mantan Karyawan Hotel Alexis

Ia optimistis bahwa dengan pola kemitraan yang kuat yield per hektar perkebunan rakyat juga akan terdongkrak naik.

Implikasi selanjutnya, menurutnya, daya saing mereka juga akan lebih kuat.

Kemitraan ini juga sekaligus menepis keraguan bahwa perusahaan skala besar meninggalkan perkebunan rakyat. Ke depan, pengelolaan perkebunan juga seharusnya menjadi perhatian penting.

Termasuk dalam hal penyediaan bibit dan pendanaan yang cukup untuk program replanting.

“Tema-tema ini akan dibahas dalam konferensi sawit internasional yang ke-13 ini," katanya.

Sejalan dengan pola kemitraan itu, menurut Bambang, tuntutan global agar industri kelapa sawit nasional semakin berkelanjutan juga akan terjawab.

Pada saat yang sama, pakar gambut, Dr Lulie Melling, Direktur Tropical Peat Research Institute (TPRI) Serawak Malaysia menyampaikan pujian dan dukungannya terhadap industri kelapa sawit di Indonesia.

Untuk membahas isu kemitraan ini, IPOC 2017 juga mengundang perwakilan petani sawit untuk berbicara
> dalam konferensi sawit terbesar di dunia tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved