Penyanderaan di Papua

Hanya 1 Jam 18 Menit, Inilah Kopassus, Satuan Elit TNI AD yang Membebaskan Sandera di Papua

Mereka berasal dari Grup 1,2,3 dan Sat81/Gultor Kopassus TNI AD, Yonif-751/Raider, Yonif754/ENK dan Tontaipur Kostrad TNI AD.

Editor: Elpianur Achmad
Foto Hak Cipta Penerangan Kodam Chendrawasih
Prajurit dari satuan-satuan elit TNI, yang berpartisipasi dalam operasi pembebasan sandera, di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, Jumat (17/11/2017). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA --- Penyanderaan di Papua berakhir. Aparat gabungan dari satuan-satuan elit TNI AD, berhasil membebaskan Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak seminggu terakhir.

Pembebasan tersebut dilakukan melalui penyerangan yang berlangsung sekitar 1 jam 18 menit.

Operasi tersebut tidak dilakukan oleh prajurit sembarangan. Kepala Penerangan Kodam Chendrawasih, Kolonel Muhammad Aidi, menyebut anggota TNI yang berpartisipasi dalam operasi itu adalah sebanyak 83 orang.

Mereka berasal dari Grup 1,2,3 dan Sat81/Gultor Kopassus TNI AD, Yonif-751/Raider, Yonif754/ENK dan Tontaipur Kostrad TNI AD.

Baca: Pembebesan Sandera di Papua, Kapolda: Evakuasi Warga Sempat Dapat Perlawanan dari KKB

Informasi yang diperoleh Tribunnews.com, walaupun operasi tersebut hanya berlangsung 1 jam 18 menit, namun upaya prajurit-prajurit TNI AD pilihan itu untuk mendekati lokasi penyanderaan, sudah berlangsung lima hari sebelumnya. Mereka menempuh rimba Papua yang lebat dengan kesenyapan, agar tidak terdeteksi oleh para penyandera.

Pada Jumat (17/11/2017) pukul 07.00 WIT, para prajurit sudah berada di lokasi yang ditentukan, di luar desa yang dikuasai penyandera. Penyerbuan baru dimulai pada pukul 07.45 WIB, dengan suara ledakan bom sebagai penanda.

Baca: Terdengar Bunyi Letusan Senjata, TNI dan Polri Berhasil Bebaskan 345 Sandera di Papua

Prajurit-prajurit tersebut langsung masuk ke desa, menghadapi hal itu, para penyandera memilih untuk langsung kabur ke hutan. Pada pukul 08.18 WIT, prajurit TNI berhasil menguasai wilayah penyanderaan.

Kepala Penerangan Kodam Chendrawasih, sempat mengirimkan foto prajurit-prajuri dari satuan elit TNI, yang ikut operasi pembebasan. Dengan alasan keamanan, wajah para prajurit terpaksa tidak bisa dipublikasikan.

Dari foto tersebut diketahui senjata yang mereka gunakan adalah SS2 buatan PT.Pindad dari berbagai varian, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan sesuai kebutuhan dan tugas masing-masing prajurit.

Baca: Penyanderaan di Papua, Petugas Siapkan Sembako untuk Ribuan Warga yang Disandera KKB

Dua senjata yang terlihat di foto, dilengkapi dengan teropong khusus penembak runduk atau 'sniper.' Salah satu senjata yang ada di foto, terlihat dilengkapi dengann Holographic weapon Sight, yang banyak digunakan untuk pertempuran jarak dekat. Selain itu ada juga yang dilengkapi dengan peluncur granat.

Sebagian besar prajurit, mengenakan pakaian loreng, dengan rompi anti peluru. Sementara untuk pelindung muka, sebagian besar prajurit yang tampak di foto mengenakan helm 'tactical' standar militer, dan sebagiannya mengenakan helm baja berwarna hijau, dengan pelindung telinga. Untuk pelindung tangan, empat prajurit di foto terlihat mengenakan 'tactical gloves'

sampai berita ini diturunkan, diketahui pasukan gabungan dari TNI-Polri, masih bersiaga di lokasi yang sempat dikuasai KKB itu. Keberadaan mereka dibutuhkan, untuk mengantisipasi aksi lanjutan dari KKB yang berhasil kabur dari penyerbuan.

Berita ini telah ditayangkan di Tribunnews.com berjudul: Inilah Prajurit-prajurit Dari Satuan Elit TNI AD Yang Membebaskan Sandera di Papua

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved