Diculik Saat Balita, 20 Tahun Kemudian Pria Ini Temukan Fakta Mengejutkan Setelah Tes DNA

Ketika itu dia menerima makanan dari perempuan tak dikenal yang langsung membuatnya mengantuk dan tertidur.

Editor: Ernawati
banjarmasinpost.co.id/shutterstock
Ilustrasi 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SICHUAN - Zhang (24), pria asal Yibin, provinsi Sichuan, tidak mengira akan dapat bertemu kembali dengan kedua orangtuanya setelah terpisah selama hampir 20 tahun.

Zhang sempat menjadi korban penculikan dan dijual para sebuah keluarga ketika berusia 4 tahun.

Namun berkat program pusat data DNA milik pemerintah, dia bersama enam korban penculikan lainnya, dapat dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.

Dikutip dari SCMP, Zhang mengisahkan dirinya ingat saat dia dibawa seorang wanita ketika sedang bermain sendirian di kota kelahirannya pada tahun 1998.

Baca: Hmm, Selama Dua Bulan di Banjarbaru Tante Mer puaskan nafsu 30 lelaki, Tarif Kencannya Bikin Syok

Baca: Hiii, Bukannya Cantik, Usai Operasi Hidung Malah Mengerikan! Simak Kisahnya

Ketika itu dia menerima makanan dari perempuan tak dikenal yang langsung membuatnya mengantuk dan tertidur.

Saat sadar dia sudah berada 2.000 kilometer dari kampung halamannya dan dijual kepada satu keluarga di Yongan, provinsi Fujian.

Salah satu korban penculikan, Zhang (tengah) berkumpul kembali dengan keluarganya setelah terpisah selama 20 tahun.(Xinhua via SCMP)
Salah satu korban penculikan, Zhang (tengah) berkumpul kembali dengan keluarganya setelah terpisah selama 20 tahun.(Xinhua via SCMP) (via KOMPAS.com)

September lalu, Zhang memberikan sampel DNA-nya kepada program pusat data milik pemerintah, yang kemudian berhasil mencocokkannya dengan data orangtuanya.

Mereka kemudian dipertemukan untuk pertama kali sejak 20 tahun lalu dalam sebuah acara yang digelar Departeen Keamanan Publik di Nanchong, provinsi Sichuan pada Rabu (27/12/2017).

Kasus penculikan anak masih menjadi kasus yang kerap terjadi di China dengan setidaknya terjadi 10.000 kasus setiap tahunnya.

Selama sepuluh tahun terakhir, Kementerian Keamanan Publik telah membangun sebuah pusat data DNA nasional, mendorong para orangtua yang kehilangan anaknya karena penculikan maupun mereka yang sedang mencari keluarga mereka untuk memberikan sampel darah dan DNA.

Hasilnya, pihak berwenang telah mengungkap enam kasus besar dan menemukan 52 korban penculikan melalui program pusat data DNA.

Namun tidak dijelaskan apakah pelaku penculikan juga berhasil ditangkap. (KOMPAS.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved