Menilik Kampung Kusta Tapin
Situs Barak Kusta Masih Berdiri, Sebelum Tahun 2000-an Sempat Disebut Kampung Angker dan Ditakuti
Bangunan berlantai beton dan berdinding kayu itu terdapat lima kamar dan ruang tamu, namun sudah lapuk.
Penulis: | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Di Kabupaten Tapin ada kampung kusta. Di tahun 2000-an ke bawah kampung ini dianggap warga Tapin sebagai kampung angker, jarang bahkan tidak berani orang melintas, sebab kampung itu menjadi sarang penderita penyakit kusta.
Pantauan BPost, Sabtu (17/3/2018) kampung yang berjarak lima kilometer dari pusat kota Rantau itu tampak sepi.
"Bangunan tua ini sudah ada sejak jaman Belanda atau Jepang, bangunan ini tempat pengobatan para penderita penyakit kusta dan pendistribusian sembako," ucap Kasniah warga setempat.
Baca: Istri Kedua Opick, Wulan Mayangsari Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Melahirkan
Baca: Benarkan Ada Kisah Cinta Antara Nike Ardilla dan Ryan Hidayat, Dilan dan Milea di Era 1990?
Baca: Subhanallah, ini Keistimewaan Bulan Rajab Menurut Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Khalid Basalamah
Baca: Gunakan Nama Dewi dan Popy, Dua Polwan Cantik Ini Menyamar Jadi PSK di Bali, Begini Ceritanya
Bangunan berlantai beton dan berdinding kayu itu terdapat lima kamar dan ruang tamu, namun sudah lapuk. Bangunan itu sering juga disebut sebagai barak para kusta.
"Paling halamannya sering dipakai untuk pembagian jatah hidup pertiga bulan oleh dinas sosial Pemda Tapin," jelas Kasniah.
Tak jauh dari bangunan itu, terdapat perempuan tua sekitar 60 tahunan, dia sedang membelah kayu bakar. Nenek itu tampaknya penderita eks kusta, sebab jari jemarinya sudah tidak normal lagi.
"Iya nenek itu memang eks penderita kusta," jelas Kasniah kepada Banjarmasin.co.id. (banjarmasinpost.co.id/him)
