Kalapas Pangkalanbun Ungkap Kelakuan Napi Teroris Saat Tiba Waktu Sholat
Kepala Lapas Pangkalanbun, Kusnan, mengatakan sejauh ini keduanya tidak menunjukkan
BANJARMASINPOST.CO.ID, PANGKALANBUN - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, membina dua narapidana (napi) teroris , yaitu Budiono alias Babe, dan Rahmad.
Babe adalah napi teroris kasus peledakan bom di Jalan Thamrin Jakarta, dan Rahmad merupakan napi teroris kasus bom molotov di gereja di Samarinda.
Kepala Lapas Pangkalanbun, Kusnan, mengatakan sejauh ini keduanya tidak menunjukkan aktivitas negatif dalam pergaulan di lapas.
Namun, keduanya jarang mau terlibat dalam sholat berjamaah di musala dengan narapidana lainnya.
Baca: Link Live Streaming Uber Cup 2018 : Berikut Skuat Tim Putri Indonesia vs Malaysia Siang Ini
Baca: Waah Raffi Ahmad Tak Berani Posting Foto Bersama Nagita Slavina dan Rafathar karena Ayu Ting Ting?
"Selama yang kita pantau tidak ada tanda-tanda ke arah negatif. Tapi itu sebatas sepengetahuan kita. Enggak tahu dalam hati mereka," ungkap Kusnan, usai memimpin upacara hari kebangkitan nasional dan pembentukan Pasukan Merah - Putih, warga binaan pemasyarakatan, di kantornya, di Pangkalan Bun, Senin (21/5/2018).
Sedangkan untuk aktivitas keagamaan, Babe sekali waktu masih mau ikut sholat jumat berjamaah.
Sementara Rahmad tidak sama sekali.
Namun, keduanya belum terlihat bersedia mengikuti sholat tarawih berjamaah di bulan ramadan ini.
"Tarawih, tadarus kita fasilitasi. Mereka belum. Belum mau. Tapi kita tawarkan. Tapi meteka bilang, 'nanti-nanti, di kamar saja,'" tutur Kusnan.
Kusnan menjelaskan, keduanya disel dalam ruangan khusus, dan terpisah. Masing-masing satu ruangan tersendiri.
"Dipisah. Masing-masing satu kamar, lain blok juga. Tetap bergauul, cuma dibatasi," imbuh Kusnan.
Kusnan menjelaskan, pihaknya selalu berkomunikasi dengan napiter itu. Kadang-kadang berdiskusi mendalam soal keyakinan mereka.
"Kalau mereka terdesak (dalam diskusi), akan bilang 'semua kembali ke masing-masing, Pak, enggak bisa dipaksa," ungkap Tigor Hutabalian, Kasi Keamanan dan Ketertiban Lapas Pangkalan Bun.
Kusnan menjelaskan, perlu penanganan khusus dalam membina napi teroris.
Pihaknya kini membangun kerja sama dengan salah satu pondok pesantren di Pangkalan Bun untuk menangani napi teroris itu.
"Tapi pelan-pelan, sambil kita ajukan ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) selaku narasumber," ucapnya.
Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun, saat ini menampung 632 narapidana, dari kapasitas lapas yang sebenarnya hanya 230.
"Tapi, seandainya tiga (napi terorisme) pun masih normal," kata Kusnan. (*)
Dikutip dari Kompas.com dengan judul : Napi Teroris di Lapas Pangkalan Bun Enggan Ikut Salat Berjamaah
https://regional.kompas.com/read/2018/05/21/14371471/napi-teroris-di-lapas-pangkalan-bun-enggan-ikut-salat-berjamaah.
