Cerita Pengusaha Kayu Gaharu

Dari Batang Gaharu Buaya H Nurdin Bisa Membuat Dupa dan Beragam Barang Kerajinan Unik

Kayu gaharu yang banyak diperjualbelikan di Kalsel sebagian besar berasal dari Kalteng. Pembelian biasanya dalam hitungan ton.

Penulis: Salmah | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/salmah
Barang kerajinan dari kayu Gaharu Buaya 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kayu gaharu yang banyak diperjualbelikan di Kalsel sebagian besar berasal dari Kalteng. Pembelian biasanya dalam hitungan ton.

Seperti halnya H Nurdin, pemilik Toko Udin borneo di Pertokoan Cahaya Bumi Selamat, Martapura, Kabupaten Banjar, yang membeli gaharu dari daerah Palantaran, Sampit, Kalteng.

"Supaya mendapatkan kayu sesuai diinginkan, saya memilih sendiri kayunya dari penjual," jelasnya.

Kayu harga puluhan juta tersebut berukuran besar seukuran drum kemudian diambil tengahnya untuk dimanfaatkan.

"Gaharu gumbil (gubal) bukan jenis yang saya bisniskan karena membelinya harus hati-hati, khawatirnya palsu," terang H Nurdin.

Baca: Sekilo Gaharu Bisa Seharga Rp 800 Juta, Awas Beredar Juga Kayu Gaharu Palsu

Sedangkan gaharu merah kadang ada penjual yang menawarinya. Jenis ini biasanya dibeli berupa batang dan dijual kembali dalam bentuk batang.

Adapun gaharu buaya yang kerap digunakan H Nurdin untuk dibuat barang kerajinan dan juga bahan campuran dupa.

Membuat barang kerajinan, H Nurdin memiliki peralatan kerja mekanis di rumahnya. Seperti halnya tongkat, batangnya dibentuk dengan mesin.

Sedangkan pegangan tongkat dibikin secara manual dengan pahatan. Setelah diserut dan dihaluskan barulah ditempelkan dengan batang tongkat.

Selain itu H Nurdin juga membuat golok hias berbahan kayu gaharu. Jenis ini biasanya ia kerjakan berdasar pesanan dalam jumlah banyak.

Baca: Bermanfaat dan Berharga Tinggi Kayu Gaharu Dicari Pemburunya Sampai ke Pelosok

"Bentuk golok ini adalah inovasi baru. Ternyata banyak yang suka, harganya per bilah Rp200 ribu," ujarnya.

Sementara produk kerajinan lainnya pipa rokok, tasbih, gelang, juga banyak dicari pembeli.

Sedangkan sisa serotan gaharu biasanya untuk pengharum ruangan dengan cara dibakar dan yang dihaluskan menjadi campuran pembuatan dupa.

Bagaimana proses pembuatan dupa yang telah dilakoni H Nurdin sejak 1986. Caranya ada di tulisan berikutnya. (banjarmasinpost.co.id/dea)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved