Gempa Lombok

Lombok Utara Paling Parah, Sejumlah Jembatan Rusak Hambat Penanganan Pascagempa di Lombok

umlah korban meninggal akibat Gempa Lombok yang mengguncang wilayah Lombok, NTB, Minggu (5/8/2018) malam terus bertambah.

Editor: Elpianur Achmad
(ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI)
Pengendara sepeda motor melintas dekat rumah yang roboh pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8/2018) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Jumlah korban akibat Gempa Lombok berkekuatan 7 SR yang terjadi Minggu (5/8/2018) malam terus bertambah. Data terbaru dari BNPN jumlah korban tewas sebanyak 91 orang, 209 luka, dan ribuan rumah penduduk rusak. Lombok utara daerah terkena dampak gempa yang paling parah.

Upaya penanganan oleh pemerintah terus dilakukan pascagempa. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masa tanggap darurat penanganan dampak gempa diperpanjang hingga 11 Agustus 2018.

Baca: Penjelasan Ustadz Abdul Somad Soal Cawapres Prabowo dan Dukungan Kepada Jokowi pada Pilpres 2019

Baca: Hasil Akhir Timnas U-16 Indonesia vs Kamboja Piala AFF U-16 2018 - Bagus Kahfi Hattrick

"Masa tanggap darurat penanganan dampak gempa telah diperpanjang hingga 11 Agustus, baik di Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur," ujar Sutopo saat memberikan keterangan pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

Kendati demikian, kata Sutopo, penanganan dampak gempa terkendala beberapa faktor. Beberapa faktor penghambat antara lain, terbatasnya alat berat, luasnya daerah yang terdampak, tak berfungsinya saluran komunikasi dan listrik di Lombok Utara serta Lombok Timur.

Baca: Update Jumlah Korban Gempa Lombok NTB, Sementara Tercatat 91 Meninggal Dunia, 209 Luka-luka

Baca: Mantan Pemain Chelsea dan Persib Bandung Ucapkan Kata Duka Terkait Gempa Lombok NTB

Baca: Pengungsi Gempa Lombok di Kapal Pesiar, Minta Dievakuasi ke Lombok Barat karena Aman dari Gempa

Selain itu, terdapat tiga jembatan yang rusak, yakni jembatan Tampes, jembatan Lokok Tampes dan jembatan Luk. "Rusaknya jembatan menyebabkan aksesibilitas terganggu, terbatasnya logistik dan lainnya," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, BNPB terus melakukan penanganan dampak gempa berkoordinasi dengan pihak terkait. BNPB sendiri mengirimkan 21 ton bantuan logistik dan peralatan melalui kargo. Dua helikopter BNPB pun diperbantukan untuk penanganan darurat.

Sementara TNI telah memberangkatkan tiga pesawat Hercules C-130 untuk mengirim satgas kesehatan dengan membawa obat-obatan, logitik, tenda, dan alat komunikasi. Baca juga: Gempa Lombok, Polri Kerahkan 460 Personel Gabungan untuk Bantu Korban KRI dr Suharso milik TNI AL diberangkatkan dari Surabaya ke Lombok untuk dukungan kapal rumah sakit.

Basarnas mengirimkan personil, helikopter, kapal dan peralatan untuk menambah kekuatan operasi SAR. Polri mengirimkan personil, tenaga medis dsn obat-obatan dan 2 helikopter. Kementerian Pariwisata mengaktivasi Tim Crisis Center untuk memantau kondisi wisatawan. Baca juga: Gempa di NTB, 91 Orang Tewas dan 209 Orang Luka-luka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggerakkan alat berat untuk menambah pasokan air bersih dan sanitasi.

(Penulis : Kristian Erdianto/KOMPAS)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiga Jembatan Rusak Hambat Penanganan Pascagempa di Lombok"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved