Berita Kotabaru

Warga Satu Desa di Kotabaru Kekurangan Pangan, Begini Penjelasan BPBD

Warga Desa Batuah, Kecamatan Pamukan Barat Kotabaru dalam 10 hari terakhir disuplai beras untuk kebutuhan jatah hidup (jadup).

Penulis: Herliansyah | Editor: Rendy Nicko
Istimewa
ilustrasi/ Bencana kelaparan melanda Suku Mausu Ane terletak di pedalaman Hutan Seram, Gunung Morkelle, Maluku Tengah. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Warga Desa Batuah, Kecamatan Pamukan Barat Kotabaru dalam 10 hari terakhir disuplai beras untuk kebutuhan jatah hidup (jadup). Pemberian jadup disalurkan Dinas Ketahanan Pangan, akibat dampak tidak optimalnya membuka lahan untuk padi gunung.

Tidak optimalnya pembukaan lahan, menyusul larangan membuka lahan dengan cara membakar. Sementara tidak ada alat digunakan warga untuk membuka lahan.

Baca: Sandiaga Uno Bilang Berkah, Saat Ditanya Deddy Mizwar Jadi Jubir Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019

Didapat informasi dari Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru H Rusian Ahmadi Jaya mengatakan, adanya larangan pembukaan lahan dengan cara dibakar berimbas ke warga yang mengalami kekurangan setok pangan.

Namun, kata Rusian, larangan pembakaran berdasar instruksi presiden (inpres), salah satu upaya mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Ya satu sisi mencegah terjadi karhutla, satu sisi ada efek ke persoalan sosial," ujar Rusian kepada banjarmasinpost.co.id, Rabu (29/8/2018).

Baca: Jonathan Christie Buka Baju di Asian Games, Hotman Paris Hutapea Bikin Polling untuk Para Cewek

Rusian menambahkan, kekurangan pangan dialami warga Batuah. Bupati telah mengeluarkan surat keputusan (SK) terkait bantuan jadup.

"Sudah berjalan sekitar satu bulan," jelas Rusian.

Kepala Seksi Cadangan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Kotabaru, Dwi Wijayanti kepada banjarmasinpost.co.id membenarkan, pihalnya sudah menyalurkan bantuan jadup kepada 321 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 721 orang.

Menurut Dwi, bantuan jadup disalurkan ke warga desa Batuah sesuai proposal permohonan yang pihaknya terima. Masing-masing jiwa mendapat 4 kilogram beras dari total diterima selama 10 hari penyaluran.

Baca: Update Klasemen & Perolehan Medali Asian Games 2018, Silat Sumbang Medali Emas ke-27 Indonesia

Diakui Dwi, jadup disalurkan ke 321 KK di desa Batuah terdiri dari 5 RT, salah satunya penyebab terjadi rawan pangan karena tidak optimalnya pembukaan lahan.

"Arti rawan pangan itu sebenarnya luas, seperti di desa Sumber Sari terkena bencana banjir kemarin. Juga termasuk gizi buruk, pokoknta banyaklah kriteria yang namanya rawan pangan itu," jelas Dwi kepada banjarmasinpost.co.id.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kotabaru Yudi Ridhani dikonfirmasi banjarmasinpost.co.id, tidak menepis kekurangan pangan dialami warga 5 RT di Desa Batuah.

Baca: Selama Asian Games Penjual Jersey Meningkat 30 persen

Yudi juga tidak membantah, adanya penyaluran jadup oleh Dinas Ketahanan Pangan. Imbas warga tidak optimal melakukan pembukaan lahan untuk tanaman padi gunung sesuai kriteria wilayahnya. Terkait larangan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

"Hampir-hampir tidak ada solusinya. Kalau misalnya dibantu alat juga untuk membuka lahan, tidak bisa karena tanah bisa menjadi gersang," jelas Yudi.

Tidak cuma pada setok kebutuhan pangan, tapi juga berpengaruh pada luas tambah tanam (LTT) yang ditargetkan pemerintah pusat yaitu, 26.497 hektare hanya tercapai 21.346.

Baca: Dikejar Warga Setelah Merampas Hp Seorang Mahasiswa, Dua Jambret Dibekuk di Sini

"Realisasi (21.346) sudah gabungan padi sawah dan gogo. Proses kehilaangan LTT sekitar 5.000an hektare," kata Yudi.

Selain itu berkurangnya LTT, karena bantuan benih berkurang. Atau selisih waktu pemberian bantuan dengan musim tanam.

"Jadi luas tanam belum mencapai target pusat," tandasnya.  (banjarmasinpost.co.id/helriansyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved