Gempa Donggala
Update Info Gempa Donggala, Kronologi Tsunami Palu Hingga Makan Korban Jiwa Versi BNPB dan BMKG
Update Info Gempa Donggala, Kronologi Tsunami Palu Hingga Makan Korban Jiwa Versi BNPB dan BMKG
BANJARMASINPOST.CO.ID - Update Info Gempa Donggala, Kronologi Tsunami Palu Hingga Makan Korban Jiwa Versi BNPB dan BMKG.
Sampai Sabtu (29/9/2018) kondisi terkini akibat gempa di Donggala dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, masih jadi perhatian masyarakat Indonesia.
Informasi yang terbatas karena putusnya jalur komunikasi dan transportasi menjadikan kondisi terkini dari lokasi yang terdampak gempa Donggala mapun tsunami palu masih minim.
Baca: UPDATE Korban Gempa & Tsunami di Palu-Donggala, BNPB: 384 Meninggal dan 540 Luka Berat
Kecuali tayangan-tayang dari televisi maupun berita daring yang memberitakan pasca tsunami palu dan gempa Donggala.
Update informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi sangat penting.
Mengutip dari kompas.com, Sabtu (29/92018), gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), pukul 17.02 WIB.
Baca: Oki Agustina Bagikan Kabar Pasha Ungu dan Keluarga Pasca Gempa & Tsunami di Palu
Pascagempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami.
Meski peringatan dini dicabut pada pukul 17.37 WIB, tsunami diketahui melanda sejumlah wilayah, antara lain Palu, Donggala, Mamuju.
Menurut analisis sementara dari para ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tsunami disebabkan oleh dua hal.
Pertama, di bagian Teluk Palu, tsunami disebabkan adanya longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter.
Baca: Peringati Hari Pengkhiatan G30S PKI, ini Lagu Gugur Bunga Versi Cover Setia Band Charly Van Houten
Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor saat gempa, dan memicu terjadinya tsunami.
"Hal ini terindikasi dari naik turunnya gelombang tsunami dan keruhnya air tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).
Sementara itu, di bagian luar dari Teluk Palu, tsunami disebabkan oleh gempa lokal. Pada tsunami di bagian luar Teluk Palu itu, gelombang tidak setinggi tsunami yang disebabkan longsoran sedimen dasar laut.
"Tsunami di bagian luar Teluk Palu airnya lebih jernih," ujar Sutopo.
Sejak gempa mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam.
