Modal Maju Pemilu Legislatif 2019
Ada Caleg Siapkan Dana Ratusan Juta di Pileg 2019, Zaki Sebut Pantang Berutang untuk Kampanye
Para calon legislatif dari sejumlah partai di Banua, memiliki cara menyiasati modal untuk berkampanye dan meyakinkan konstituen mereka.
BANJARMASINPOST, BANJARMASIN – Kantong harus tebal! Demikian adagium bahwa mereka yang ingin membidik kursi parlemen harus memiliki modal banyak. Lantas bagaimana dengan mereka yang punya modal tipis alias pas-pasan?
Para calon legislatif dari sejumlah partai di Banua, memiliki cara menyiasati modal untuk berkampanye dan meyakinkan konstituen mereka.
Ahmad Zaki, misalnya, caleg dari Partai keadilan dan persatuan Indonesia (PKPI), mengakui modal yang dimilikinya terbilang minim. Namun demikian, Sekretaris DPP PKPI Kalsel, ini mengaku meski dengan modal ‘cekak’ bukan berarti harapannya untuk bisa masuk ‘Rumah Banjar (DPRD Kalsel) terhambat sama sakali.
Zaki memiliki strategi untuk bisa tampil berkampanye seperti caleg lainnya. Dia akan menggunakan jaringan yang ada sekaligus sosialisasi kepada konstituen yang dibidiknya. Selain itu dia juga berharap soal alat peraga kampanye ada pihak yang bisa membantunya.
Baca: Caleg dan Parpol Batola Diminta Tidak Pakai Isu Sara dan HOAX Saat Kampanye
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Instansi Ini Sepi Peminat Padahal Gajinya di Atas 10 Juta
Baca: Dibuka Pendaftaran CPNS 2018 BMKG, Ada Syarat Khusus Bagi Peminat, Daftar Tetap Via sscn.bkn.go.id
Pendek kata, dia bertekad dirinya maju menjadi caleg tidak harus berutang atau pinjam uang kepada orang lain.
Zaki ingin membuktikan bahwa tanpa dana yang kuat, tetap bisa menjadi caleg. "Yang pasti harus ada kemauan dan keinginan yang kuar dari caleg. Alhamdulillah meski minim, tapi saya tidak mau berhutang untuk kampanye," ucapnya.
Zaki mengaku sudah melaporkan dana awal kampanye (LDAK) ke KPU Kalsel. Dia menyebut nilainya tidak seberapa hanya Rp 500 ribu. "Itu dana awal, sehingga kami bisa. Strategi saya yakin menang, dan bisa tembus dan duduk satu kursi di DPRD Kalsel," beber Zaki penuh keyakinan.
Prinsip dia adalah lebih baik mikirkan membesarkan partai atau organisasi daripada memikirkan pribadi. "Saya yakin sesuatu itu harus ada proses sebelum menikmati hasilnya. Saya tidak ingin dulu meminta kepada organisasi, sebelum apa yang bisa saya berikan kepada organisasi," cetusnya.(lis/sah/elh/nia)
Baca lebih lengkap di Banjarmasin Post Edisi Cetak dan ePaper BPost , Kamis (4/10/2018)