Bayi Berkepala Dua HSU

Sikap Orangtua Bayi Berkepala Dua dari HSU Saat Tahu Kondisi Anaknya, Sempat Pengobatan Tradisional

Bayi berkepala dua dan memiliki tangan tiga lahir secara normal di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kamis (22/11/2018) siang.

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Rendy Nicko
zoom-inlihat foto Sikap Orangtua Bayi Berkepala Dua dari HSU Saat Tahu Kondisi Anaknya, Sempat Pengobatan Tradisional
banjarmasin post group/ reni kurnia wati
Bayi kembar siam satu badan berkepala dua di Amuntai, HSU

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bayi berkepala dua dan memiliki tangan tiga lahir secara normal di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kamis (22/11/2018) siang.

Ayah bayi berkepala dua dan memiliki tangan tiga, Madi mengaku sudah ikhlas dan menerima dengan kondisi anak keduanya tersebut.

"Saat hamil memang sudah mengetahui bahwa anaknya akan kembar namun memang tidak pernah di USG," ucap warga Desa Haur Gading Kecamatan Haur Gading.

Karena sang istri warga Kabupaten Tabalong sehingga sering berpindah pindah dan tidak menetap, faktor ekonomi menurutnya juga hanya pas pasan membuatnya jarang memeriksakan kehamilan.

Baca: BREAKING NEWS : Bayi Berkepala Dua dan Bertangan Tiga Lahir di HSU, Suara Tangisannya Nyaring

Baca: Pelaku Bawa Potongan Kepala Kepala Mayat di Lok Baintan Pakai Benda Ini, Polisi Temukan Parang

Baca: Cek Live Streaming Pengumuman Resmi BKN Terkait Sistem Ranking Tes SKD CPNS 2018 di Sini

Baca: Raffi Ahmad Cerita Rumah Tangganya di Akad Nikah Baim Wong dan Paula Verhoeven, Baim: Kasihan Deh Lu

“Kami sudah ikhlas dan menerima, doakan supaya sehat dan bisa pulang,” ungkapnya.

Rencananya setelah kondisi sang istri Ismi telah pulih dari operasi akan membawa pulang serta buah hatinya tersebut ke Desa Haur Gading.

Beberapa kerabat yang juga ikut menemani tampak tegar dan sabar menerima kondisi tersebut.

Bayi satu badan berkepala dua di Amuntai, HSS
Bayi satu badan berkepala dua di Amuntai, HSS (banjarmasin post group/ reni kurnia wati)

"Sebelumnya memang sudah mengetahui bahwa ada kelainan saat diperiksa oleh bidan, dan sempat dimintakan obat ke beberapa pengobatan tradisional," ujar salah satu kerabat.

Ismi dan Madi memang tidak terdaftar menjadi peserta BPJS sehingga untuk persalinan dan seluruh biaya persalinan menggunakan tarif pasien umum.

(banjarmasinpost.co.id/ reni kurnia wati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved