Melihat Seputar Piduduk Banjar

Serba-serbi Adat Banjar, Piduduk Tak Lengkap Acara Bisa Kacau, Ada yang Kesurupan

Piduduk biasanya selalu ada di tiap upacara tradisional suku Banjar, misalnya penampilan kesenian tradisional, perkawinan adat, dan sebagainya.

Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal
Harliansyah dan ibunya, Gusti Halimah sedang memegang piduduk buatan mereka 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Piduduk sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Banjar.

Piduduk biasanya selalu ada di tiap upacara tradisional suku Banjar, misalnya penampilan kesenian tradisional, perkawinan adat, dan sebagainya.

Piduduk berarti mahar atau alat pembayaran..

Piduduk biasanya terdiri beberapa benda seperti kelapa tua, beras, benang, jarum, gula merah dan telur.

Ada juga yang ditambahi benda-benda lainnya untuk memperlengkap syaratnya seperti pisau, uang dan rempah-rempah seperti serai, daun jeruk, dan sebagainya.

Baca: Dijodohkan Maia Estianty, Aaliyah Massaid Posting Foto Berdua Dul Jaelani, Taarufnya Digelar Besok

Baca: Rekap Hasil SKD dan SKB, Kemenkop UKM Umumkan Hasil Akhir CPNS 2018, Infonya Klik Link Ini

Baca: Hasil Akhir Newcastle vs MU & Klasemen Liga Inggris Pekan 21, MU, Arsenal, Tottenham Maksimal

Piduduk biasanya dibuat sebelum acara dimulai dan diletakkan di sekitar panggung atau tempat acara berlangsung.

Diyakini, dengan dibuatkannya piduduk, acara yang sedang digelar bakal berjalan lancar.

Begitulah yang dituturkan oleh para pelaku seni tradisional Banjar yang kerap membuat piduduk.

Di antaranya adalah Harliansyah dari grup Damarulan Badawa, Banjarmasin.

“Biasanya, sebelum kami tampil baik bermusik panting atau damarulan, kami selalu membuat piduduk. Yang membuatkan ibu saya,” tuturnya.

Setelah tampil, biasanya piduduk diberikan ke penyelenggara acara sebagai mahar.

Berkembang pula keyakinan di masyarakat bahwa jika piduduk kurang akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan selama acara, seperti ada peserta acara yang sakit atau kesurupan.

Menurutnya, pihaknya tak pernah mengalami hal demikian.

Piduduk olahan Gusti Halimah.
Piduduk olahan Gusti Halimah. (banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal)

Seorang warga Kota Banjarmasin, Gusti Halimah memiliki pengalaman membuat piduduk sebelum malabuh atau membuang beberapa barang dan makanan ke sungai.

Dia baru saja menggelar malabuh bersama cucunya pada Selasa (1/1/2019) malam atau di awal tahun baru 2019 di sungai dekat rumahnya di Jalan Gatot Subroto, Banjarmasin.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved