Ramadhan 1440 H

Awal Puasa Ramadhan 1440 H/2019 Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) Bareng? Ini Kemungkinannya

Kemungkinan jadwal puasa Ramadhan 1440 H atau 2019 antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) 2019 bisa bersama.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Murhan
Capture/Instagram Mardani_maming
Video Menteri Agama RI mengumunkan awal Puasa Ramadhan 2018 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kemungkinan jadwal puasa Ramadhan 2019 antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) bisa bersama atau berbarengan.

Berdasarkan garis tanggal yang dibuat dengan aplikasi Accurate Hijri Calendar (AHC) oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), menurut perhitungannya awal Ramadan 1440 H/2019 jatuh pada 6 Mei 2019 mendatang.

Di Indonesia, ada dua metode berbeda dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah kadang menjadikan ketetapan waktu Ramadhan yang berbeda.

Jika Cuaca Normal, Awal Ramadhan NU dan Muhammadiyah Sama 6 Mei 2019.

Baca: Balasan Ustadz Abdul Somad Fitnahan Terima Hadiah Prabowo, UAS Beberkan Tolak CRV & Fortuner

Melansir dari TribunJateng.com, Selasa (16/04/2019) Ahmad Izzudin, Kepala Program Studi Magister Ilmu Falak UIN Walisongo, mengatakan perbedaan putusan awal Ramadhan antara NU dan Muhammadiyah tahun ini sangat tipis.

"Kemungkinan perbedaan awal Ramadhan di tahun ini sangat kecil. Tapi dalam prediksi cuaca yang seperti ini, perbedaan juga dapat terjadi," jelas Izzudin kepada Tribunjateng.com, Jumat (12/04/19).

Perbedaan itu menjadi wajar karena menggunakan metode yang berbeda.

NU menggunakan metode rukyatul hilal (melihat keberadaan bulan sabit), sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal (perhitungan penampakan bulan secara astronomis dan matematis).

Izzudin menjelaskan, Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Senin 6 Mei 2019.

Nahdlatul Ulama baru memutuskan setelah melakukan rukyatul hilal pada Minggu 5 Mei 2019 (28 Syaban).

Pengamatan hilal dilakukan setelah masuk waktu maghrib.

"Apabila cuaca baik dan hilal terlihat, maka setelah sholat isya NU akan langsung sholat tarawih," ungkap Izzudin yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADSI) ini.

Sedangkan sidang isbat yang dilakukan oleh Kementrian Agama (Kemenag) mempertimbangkan masukan para pakar.

Kemenag menunggu hasil informasi pengamatan lalu dicek menggunakan data hisab.

Apabila sudah disesuaikan, lalu meminta kesepakatan dari para ulama, pakar, dan perwakilan negara untuk meminta persetujuan penetapan awal Ramadhan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved