Berita Banjar

Tim Dinas TPH Turun ke Tiwinganbaru Cek Buah Cabe Berbintik Hitam, Begini Penjelasannya

Dinas TPH Banjar turun ke Tiwinganbaru. Tujuannya guna melihat dari dekat pertanaman cabai yang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT)

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
ANANG PRAYUDI UNTUK BPOST GROUP
IDENTIFIKASI - Tim Dinas TPH mengecek dan mengidentifikasi penyebab kerusakan buah cabai di Tiwinganbaru, Selasa (28/5/2019). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kerusakan buah cabai di Desa Tiwinganbaru, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar (Kalsel), disikapi serius oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Banjar.

Selasa (28/05/2019) pagi tim dari Dinas TPH Banjar turun ke Tiwinganbaru. Tujuannya guna melihat dari dekat pertanaman cabai yang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan mengidentifikasi penyebabnya. Kebun cabai yang didatangi yakni milik Asmuni (Imuh).

Tim Dinas TPH yang turun yakni Kabid TPH Ranuwaty Rosayulinda beserta staf, Koordinator PHP Banjar Syaiful Bakhri, dan Kepala BPP Aranio Anang Prayudi beserta mantri tani.

Begitu tiba di lokasi, mereka langsung melakukan pengamatan di lahan Imuh dan mengidentifikasi OPT yang menyerang tanaman cabai (rawit).

Baca: Jelang Lebaran, Tebus Emas Alami Peningkatan Hingga 10 persen

Baca: Nasib Ayah Nagita Slavina, Gideon Tengker Seusai Cerai dari Mama Rieta, Mertua Raffi Ahmad Ternyata

Baca: Bukannya Itikaf untuk Dapatkan Lailatul Qadar, Lima Pria Ini Malah Gelar Judi di Musala SPBU

"Menurut Koordinator PHP, secara teori tidak ada ampangau yang menghisap tanaman cabai karena ampangau hanya menghisap tanaman padi dan kacang-kacangan. Kalau pun ada ampangau di tanaman cabai, itu hanya hinggap saja dan sifatnya tidak merusak," ucap Anang.

Lantaran petani melihat ada ampangau lalu berkesimpulan cabai rusak karena dihisap ampangau, lalu petani menyemprot dengan insektisida (regent).

"Akibat analisis yang kurang tepat maka buah cabai yang berbintik hitam meskipun sudah disemprot regent tapi serangan tetap meluas. Ini ibarat orang aakit maag tapi diberi obat pilek lalu maag-nya makin parah karena obat yang kurang tepat," beber Anang.

Setelah dilakukan pengamatan secara seksama, lanjutnya, disimpulkan cabai rawit di Tiwinganbaru terkena serangan penyakit antraknose dan ini masih bisa diatasi. Namun memang tidak bisa menyelamatkan yang telah terserang.

Tapi, setidaknya dapat menekan agar penyakit tidak meluas sehingga buah yang belum terserang bisa selamat dan bisa dipanen dalam kondisi baik.

Upaya yang dapat dilakukan petani, jelas Anang, yakni memetik semua buah cabai yang terserang antraknose dan dibuang jaih dari lahan pertanaman cabai.

Dikatakannya, antraknose disebabkan cendawan atau jamur. Jika buah yang terserang dibuang di bawah pohon, maka penyakit akan meluas.

Jika pertanaman cabak dipastikan telah bersih dari buah yang terkena antraknose, selanjutnya dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida.

 Bibit Kampung
Kepala BPP Aranio Anang Prayudi menuturkan antraknose di Tiwinganbaru meluas disebabkan beberapa hal. Di antaranya karena tidak ada pengolahan lahan, bibit yang berasal dari bibit kampung yang sebelumnya telah terserang antraknose.

Buah yang terserang tidak dimusnahkan dan hanya dibuang di bawah pohon cabai. Minimnya pengetahuan sehingga mengira serangan ampangau lalu disemprot dangan insektisida. Padahal cabai terkena antraknose dan pengendalian dengan fungisida.

Tidak ada pergantian pola tanam. Sepanjang tahun yang ditanam hanya cabai sehingga siklus penyakit/cendawan selalu ada.

Pencegahan selanjutnya, sebut Anang, jika akan menanam cabai lagi dan terhindar antraknose, maka petani perlu melakukan pengolahan tanah dan dibiarkan beberapa hari supaya terkena sinar matahari. Ini tujuannya agar cendawan/jamur mati.

IDENTIFIKASI - Tim Dinas TPH mengecek dan mengidentifikasi penyebab kerusakan buah cabai di Tiwinganbaru, Selasa (28/5/2019).
IDENTIFIKASI - Tim Dinas TPH mengecek dan mengidentifikasi penyebab kerusakan buah cabai di Tiwinganbaru, Selasa (28/5/2019). (ANANG PRAYUDI UNTUK BPOST GROUP)
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved