Berita HSS

Harga Elpiji 3 Kg Melambung Rp 45 Ribu Per Tabung, Warga Daha Masih Kesulitan Mendapatkannya

Warga di sejumlah desa di Kecamatan Daha, yaitu Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat, kesulitan membeli elpiji tabung isi tiga kilogram.

Editor: Elpianur Achmad
Diskominfo Kabupaten Banjar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar menggelar operasi pasar gas elpiji 3 kg di Kelurahan Jawa dan Kelurahan Keraton, Kamis (21/3/2019) lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID‎, KANDANGAN - ‎Warga di sejumlah desa di Kecamatan Daha, yaitu Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat, kesulitan membeli elpiji tabung isi tiga kilogram.

Sejak menjelang lebaran Idul Fitri, hingga sekarang, elpiji tiga kilogram warna melon itu nmenjadi langka. Kalaupun ada di pengecer, harganya sudah melambung, berkisar Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram.

"Kalau tabung Rp 5,5 kilogram dan 12 kilogram non subsidi tersedia saja. Tapi elpiji tiga kilogram yang subsidi yang langka di eceran. Sedangkan pangkalan, di wilayah Daha hanya ada tiga, antara lain di Desa Habirau, Muning,"kata Camat Daha Barat, Kusairi yang dikonfirmasibanjarmasinpost.co.id, Selasa (11/6/2019).

Dijelaskan, biasanya, harga di tingkat agen dan pangkalan berkisar Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu, dan harga di eceran Rp 22 ribu sampai Rp 24 ribu. Kusairi menyebutkan, untuk masyarakat di Kecamatan Daha Barat, sebagian besar telah beralih ke kompor gas, pengganti kompor biasa yang berbahan bakar minyak tanah.

"Jadi 90 persen warga kami sudah pakai kompor gas, seiring dicabutnya subsidi minyak tanah. Sedangkan masyarakat ekonomi menengah, sebagian juga sudah beralih ke tabung 5,5 kilogram,"kata Camat.

Baca: Mau Buka Tenant di Bandara Syamsudin Noor? Seleksinya Diperpanjang HIngga 20 Juni 2019

Untuk elpiji tabung 5,5 kata Camat harganya masih stabil, yaitu Rp 85 ribu di pangkalan dan Rp 90 ribu di eceran. Sejak akhir bulan Ramadhan, masyarakat penggguna tabung 3 kilogram terpaksa membeli dengan harga melebihi harga eceran tertinggi.

Kusairi pun berharap, ada operasi pasar khusus elpiji oleh Dinas Pedagangan HSS seperti pernah dilakukan saat menghadapi kondisi yang sama, beberapa tahun lalu, dimana Dinas Perdagangan bekerjsama dengan Pertamina, menjual elpiji dengan harga normal di tengah kelangkaan.

"Jika ada operasi pasar, kami dari kantor kecamatan siap bekerjasama,"katanya.

Sementara itu di media sosial group WA publik masyarakat Nagara, warga masih mengeluhkan masih belum normalnya harga elpiji tabung melon tersebut. Mereka pun saling bertanya, di lokasi mana saja ada pengecer yang menjual gas 3 Kg.

"Saya sudah mencari desa-desa lain, belum dapat,"ungkap salah satu anggota group. Sementara, di desa yang dekat pangkalan elpiji, yaitu Desa Muning Daha Selatan, warga setempat bisa membeli dengan harga normal di pangkalan Rp 20 ribu dan di pengecer yaitu Rp 24 ribu per tabung.

Baca: Pembangunan Jalan Alternatif di Perbatasan Sungai Lulut Kabupaten Banjar Dinilai Tidak Singkron 

Menurutnya, kelangkaan elpiji di sejumlah desa sudah terjadi sejak akhir bulan puasa, diperkirakan karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat, sehingga persediaan pasokan di pangkalan maupun di eceran cepat habis. Akibatnya, menjadi langka, dan harganya pun diluar batas kewajaran. Kades berharap kondis tersebut cepat normal, mengingat elpiji tabung tiga kilogram merupakan gas bersubsidi untuk kalangan masyarakat tak mampu.

Mengenai mahalnya elpiji di tiga Kecamatan Daha tersebut, kepala Bidang Bina Perdagangan Daerah, M Afif Bizri, kepadabanjarmasinpost.co.id mengakui, memang ada sedikit penurunan pasokan, namun masih dalam taraf normal. "Kami sudah cari info ke berbagai pihak," katanya.

Disebutkan, di wilayah Daha memang sangat sering terjadi lonjakan harga elpiji, disebakan beberapa faktor. Antara lain, tingkat konsumsi masyarakatnya yang tinggi. Selain itu, distribusinya belum merata, serta moment lebaran Idul Fitri dimana tingkat penggunaan gas untuk memasak meningkat.

Hal tersebut terkait sejumlah tradisi, yaitu banyaknya warga yang menyelenggarakan walimah pernikahan pascalebaran, serta tradisi berkumpul keluarga, yaitu warga asal Daha yang merantau dan menetap di daerah lain, seperti pulau Jawa dan Palangkaraya, mudik ke kampung kelahiran dan kumpul keluarga.

Baca: Di Petshop Ini Hewan Peliharaan Juga Digrooming Sebelum Pulang Bersama Pemiliknya

"Orang Daha, kumpulnya biasanya pascalebaran,"kata Afif. Mengenai operasi pasar untuk elpiji, pihaknya masih memerlukan koordinasi lagi dengan Pertamina dan pihak Agen, apakah memungkinkan ada operasi pasar lagi seperti pernah dilakukan.

"Untuk operasi pasar sembako kami sudah melaksanakan sebelum Ramdhan dan saat Ramdhan, di 22 titik lokasi se Kabupaten. Lima titik di antaranya, di wilayah Daha,"pungkas Afif. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved