Berita Banjarbaru
Sering Bertaruh Nyawa saat Mencari Intan, Pendulang di Kota Banjarbaru Diarahkan Jadi Peternak Itik
Kendati kerap menelan korban jiwa, lokasi pendulangan intan tradisional Pumpung Kelurahan Sungaitiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dinilai
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Kendati kerap menelan korban jiwa, lokasi pendulangan intan tradisional Pumpung Kelurahan Sungaitiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru dinilai menarik wisatawan. Ini berkaitan dengan ketradisionalannya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Banjarbaru Hidayaturrahman, beberapa waktu lalu, mengatakan pihaknya telah melakukan pembinaan. Tahun ini saja, Disporabudpar melaksanakan beberapa kali pelatihan bagi pelaku wisata termasuk anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Pumpung.
Sebaliknya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Banjarbaru Sirajoni ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sebenarnya berkeinginan tidak ada lagi aktivitas penambangan di Pumpung. “Tapi di satu sisi, di situ juga mata pencaharian masyarakat. Nanti kami bicarakan lebih fokus lagi. Perlu ada pemikiran untuk alih profesi bagi mereka,” katanya.
Dia juga mengatakan perlu segera dilakukan perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengingat kawasan itu juga telah menjadi ikon Banjarbaru. “Safety penambangan harus dipikirkan. Benar-benar harus dipikirkan. Tentu perlu penataan karena ini ikon kota,” katanya.
Baca: Penyelam Polda Kalsel Bakal Pemecahan Rekor Dunia, Kapolri Jendral Tito dan 3.300 Penyelam Juga Ikut
Baca: Link Live streaming Thailand Open 2019 di Youtube Badminton Thailand Official, Marcus/Kevin Main
Baca: Jelang Agustus Aksi Tak Terduga Faisal Nasimuddin pada Luna Maya, Putuskan ini pada Mantan Ariel
Meski berisiko nyawa, Yasier Cubut, warga Pumpung, mengatakan pendulang rela diupah Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per hari. “Upah diberikan kepala kelompok kerja. Kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu perorang,” katanya.
Untuk mendapatkan intan, pendulang menyemprot lahan dengan menggunakan mesin pompa. Selanjutnya mereka membuat lubang. Labilnya tanah membuat lubang kerap runtuh dan menelan pendulang.
Beberapa waktu lalu Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel Isharwanto melalui Kepala Bidang Minerba dan ESDM Kalsel, Gunawan Harjito, mengatakan di RTRW Kota Banjarbaru sebenarnya tidak ada lokasi tambang.
Lokasi pendulangan Pumpung justru ada di kepariwisataan. Oleh karena itu Dinas ESDM Kalsel tidak bisa melakukan pengawasan dan pembinaan. Berbeda jika Pumpung dimasukkan dalam Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) oleh Pemko Banjarbaru.
Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani mengaku telah menyiapkan solusi dengan mengalokasikan anggaran pada 2020 untuk mengalih-usahakan para pendulang intan. Pada 2019 ini, Dinas Pertanian akan mencoba mengalih-usahakan masyarakat ke usaha peternakan itik.
Nadjmi mengatakan, jika program Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian tersebut berhasil maka Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) juga akan mengembangkannya. Nadjmi mengatakan saat ini lebih dari 600 keluarga yang terdaftar mengikuti program. (banjarmasinpost.co.id/kur)