Polisi Dibantu Tentara Redam Tawuran di Manado

dalam sepekan terakhir, hampir setiap malam kelompok pemuda antarlorong terlibat saling serang menggunakan senjata tajam.

Editor: Halmien

BANJARMASINPOST.CO.ID, MANADO - Tawuran warga antarlorong yang terjadi di Kota Manado akhir-akhir ini sudah sangat meresahkan warga, terutama yang tinggal di Kelurahan Sindulang, Kecamatan Tuminting. Betapa tidak, dalam sepekan terakhir, hampir setiap malam kelompok pemuda antarlorong terlibat saling serang menggunakan senjata tajam.

Peristiwa tawuran itu kembali terjadi pada Rabu (4/12/2013) dini hari yang melibatkan Lorong Lumba-lumba dengan Lorong Cinderella. Petugas kepolisian terlihat kesulitan mengatasi situasi, sehingga personel TNI dari Kodim 1309 Manado pun turun tangan.

"Iya, ada sekitar 20 anggota kami yang ikut membantu polisi tadi pagi," tandas Pasi Intel Kodim 1309 Manado, Kapten Inf Jantje Walangitan kepada Kompas.com, Rabu (4/12/2013).

Dari hasil pengamanan itu, anggota TNI menyita puluhan anah panah serta sebuah samurai yang dipakai para pemuda untuk saling menyerang. "Barang-barang itu kami dapat di lokasi kejadian saat mereka dipaksa bubar," jelas Walangitan.

Sudah tiga malam berturut-turut, para pemuda dari kedua lorong ini terus saja saling serang. Subuh tadi sekitar pukul 04.00 Wita, kelompok pemuda dari lorong Lumba-lumba menghentikan pesta yang digelar di lorong mereka setelah mendengar ada kelompok pemuda dari Lorong Cinderella sedang berjaga-jaga di pantai. Saling ejek terjadi ketika kelompok dari lorong Lumba-lumba tiba di pantai.

Entah siapa yang memulai duluan, saling lempar batu, botol pun terjadi. Bahkan beberapa saat kemudian anak panah wayer mulai dilepaskan. Mendapat laporan tawuran, petugas polisi kemudian turun ke lokasi kejadian. Namun bukannya berhasil melerai tawuran, polisi yang datang malah diserang balik oleh para pemuda yang sedang bertikai.

Anggota Kodim Manado yang saat itu sedang berpatroli kemudian ikut turun membantu mengamankan situasi. Tembakan peringatan ke udara harus dilepaskan karena situasi sangat kacau.

"Barang bukti anak panah dan samurai itu kini masih ada di Makodim Manado. Nanti saatnya kami akan serahkan ke kepolisian untuk ditindaklanjuti. Intinya, kami juga ingin membantu polisi mengamankan situasi agar masyarakat merasa aman," papar Walangitan.

Menurut Walangitan, dalam tawuran yang terjadi Rabu dini hari tadi, seorang warga terluka karena terkena panah wayer. Beruntung, panah itu hanya mengenai kakinya sehingga tidak membahayakan jiwanya.

Beberapa pekan lalu, Kapolresta Manado, Kombes Sunarto dalam jumpa pers dengan sejumlah media berjanji untuk menindak tegas para pelaku kejahatan yang sering menggunakan panah. Ratusan panah wayer serta alat pembuatnya yang disita polisi sempat diperlihatkan kepada wartawan.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved