"Daripada Keperawanan Saya Diserahkan ke Pacar"

N, salah seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bengkulu yang bersedia menukarkan keperawanannya

Editor: Eka Dinayanti
net
ilustrasi keperawanan 

DL menyebutkan, C menjual keperawanannya saat jam sekolah sekitar pukul 11.00 WIB di salah satu hotel. Cukup lama DL menunggu. Hingga pukul 18.00 WIB, baru C dan "pembelinya" keluar dari hotel.

"Dari transaksi tersebut saya diberi uang sebesar Rp 500.000 oleh C. Namun sejak itulah C sering termenung sendirian di sekolah, bahkan ia kerap kesurupan pada saat jam belajar dan membingungkan para guru di sekolah," tambah DL.

DL mengakui keseringan menonton film biru atau porno merupakan salah satu penyebab C ingin menjual keperawanan. Artinya, kata dia, fenomena asusila itu tidak saja dilandasi motif ekonomi, tetapi juga rasa ingin tahu rasanya berhubungan intim.

"Sekarang ini mana ada anak sekolah tidak pernah nonton film begituan. Jangankan SMA, SMP saja sudah banyak simpan video begituan di HP," sela DL.

Komunitas siswi C sering keluar malam. Mereka keluar rumah tanpa sepengetahuan orangtua. Modusnya macam-macam, ada yang pada pukul 08.30 WIB, mereka masuk kamar untuk berpura-pura tidur, padahal mereka keluar rumah lewat pintu kamar yang terhubung keluar. "Ini semakin diperparah orang tua yang tidak pernah mengecek keberadaan mereka di kamar," kata DL.

Ada juga modus mereka pamit kepada orang tua untuk menginap di rumah salah seorang teman, padahal mereka sedang melayani om-om atau "konsumen".

Kini, kata DL, siswi C telah merantau ke Bandung, namun dia tidak tahu apakah melanjutkan kuliah atau bekerja. "Dia teman akrab saya, namun kabar terakhir dia ada di Bandung dan tidak tahu kuliah, apa kerja," jelasnya.

Penelusuran dilanjutkan kepada seseorang yang pernah membeli keperawanan siswi seharga BlackBerry baru. Dia adalah salah seorang sopir angkutan umum travel antarkabupaten di Bengkulu berinisial A. Namun sayangnya, A enggan berkomentar banyak.

"Ah, sudahlah mas itu masa lalu. Kalau mau diikuti nafsu ini enggak ada habisnya. Saya sudah berhenti dari kerjaan gitu," elak A, salah seorang supir travel antar kabupaten di Bengkulu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved