Maut Tiang Gantung Menanti TKW Satinah 10 Hari Lagi
Nasib baik seperti tak pernah memihak Satinah. Wanita berusia 41 tahun itu ditinggal
"Kami terus berdoa dan berharap semoga diyat dapat tercukupi. Karena hanya pemenuhan diyat lah yang dapat menyelamatkan nyawa adik saya, " tutur kakak kandung Satinah, Paeri al Feri.
Keluarga juga berterima kasih atas dukungan sejumlah selebriti. Mereka terharu luar biasa karena para penonton acara gemerlap Indonesian Idol ternyata terketuk hatinya untuk menyumbang –demi menyelamatkan nyawa Satinah.
Satinah –yang hidup menderita sejak kecil-- menikah dengan Jumadi. Dia menjadi TKW untuk mengubah takdirnya.
Apa yang dia dapat sungguh di luar dugaan. Suaminya kabur meninggalkan dia dan seorang putrinya.
"Ruli (suami Satinah) pergi ke Jakarta waktu Satinah ke Arab dan sampai sekarang tidak ada kabarnya. Si Nur, anaknya, bahkan sampai lupa wajah bapaknya," kata Paeri.
Satinah binti Jumadi, begitu nama lengkapnya, mendekam di penjara Al Gaseem, Arab Saudi, sejak 2009.
Statusnya adalah terpidana pembunuhan majikan perempuannya bernama Nura Al Gharib di wilayah Gaseem, Arab Saudi.
Dia juga divonis melakukan pencurian uang sebesar 37.970 riyal. Peristiwanya Juni 2007.
Atas perbuatannya itu, Satinah dijatuhi hukuman mati pada 2010.
Seharusnya Satinah divonis pada bulan Agustus 2011, akan tetapi tenggat waktu diperpanjang hingga tiga kali yaitu Desember 2011, Desember 2012 dan Juni 2013.
Muncul harapan bagi Satinah ketika keluarga atau ahli waris korban menyatakan akan memberikan maaf asal mendapat imbalan diyat atau uang darah 10 juta riyal.
"Nasib Satinah saat ini ada di tangan ahli waris korban. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan tawaran uang diyat sebesar 4 juta riyal. Jika diterima, maka Satinah dipastikan akan segera bebas. Namun jika ditolak, kemungkinan besar nasib Satinah akan berakhir di tangan algojo pada sekitar 3 April 2014," ujar Hasani Marsup, Kepala Satgas Perwalu PDI Perjuangan Saudi Arabia, dalam rilis yang diterima , Senin (17/2/2014).
"Saya yakin apa yang dilakukan Satinah dalam keadaan terpaksa,” begitu alasan Hasani memperjuangan nasib Satinah.
“Seharusnya pemerintah malu melihat nasib anak bangsa. Nyawa anak bangsa dipertaruhkan di negeri orang karena kesalahan para pejabat yang tak mampu menyejahterakan rakyat, padahal Indonesia bangsa yang kaya,” ujar Hasani.
Pemilihan anggota parlemen Indonesia akan dilakukan di Arab Saudi pada 5 April 2014. Mungkin Satinah tidak akan mencoblos –dan tidak akan pernah lagi—kalau kita gagal menyelamatkannya.
