Tegal Arum ‘Kampung Mati’

Wati Rindu Yasinan Bareng Warga

Saat memasuki perkampungan, hanya ada pandangan yang didominasi oleh rumah-rumah yang sudah hancur.

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Didik Triomarsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID - SUASANA jelang Salat Jumat, Jumat (7/11) lalu, di Tegal Arum, Syamsudin Noor begitu berbeda. Sepi, tak ada warga yang terburu-buru untuk pergi ke masjid.

Saat memasuki perkampungan, hanya ada pandangan yang didominasi oleh rumah-rumah yang sudah hancur. Tersisa puing-puing berupa tembok. Namun ada juga beberapa rumah yang masih utuh. Kendati demikian kondisinya sudah tak terurus. Di sekelilingnya dipenuhi semak, ilalang yang meninggi dibiarkan tumbuh tinggi, cat kusam hingga bagian yang rusak pun dibiarkan.

Tak ada hiruk-pikuk suasana pemukiman seperti pada umumnya. Rumah yang masih berpenghuni memilih menutup pintu rumah.

Anak-anak yang biasanya ramai sepulang sekolah pun tak tampak. Mereka pilih berdiam diri di dalam rumah.

Ridho, siswa SD Syamsudin Noor 1 kelas 1 salahsatunya yang memilih mengurung diri di rumah. Bukan karena tak ingin main, tetapi memang tak ada teman.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Minggu (9/11/2014) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved