Enggan Balik ke Rumah Orangtua
KONDISI gubuk yang ditinggali pasangan Masrani dan Santi beserta bayi kembarnya, sangat jauh dari kata pantas ditinggali.
Penulis: | Editor: Yamani Ramlan
BANJARMASINPOST.CO.ID - KONDISI gubuk yang ditinggali pasangan Masrani dan Santi beserta bayi kembarnya, sangat jauh dari kata pantas ditinggali. Padahal sebelumnya, keluarga ini tinggal di rumah yang layak milik orangtua Santi di kawasan Handil Daham, Anjir, Batola. Baru sekitar sebulan, mereka tinggal di gubuk minimalis itu.
‘Anehnya’, Santi menegaskan tidak ingin kembali ke rumah orangtuanya itu. “Aku tetap di sini saja, supan (malu) ke sana lagi,” kata dia, Sabtu (22/11).
Mengapa? Santi mengaku sangat malu terhadap warga di Handil Daham. Pasalnya, Masrani sering bertengkar dengan orangtua Santi. Bahkan, mereka pernah bertengkar hebat hingga kabarnya Masrani sampai membawa parang untuk membunuh.
Kerena itu pula, Masrani dan Santi serta anak-anak mereka keluar dari rumah itu lalu tinggal di gubuk di Handil Pinang, Desa Sungai Lumbah, Alalak. Mereka tinggal di lahan milik orang. Semula anak pertama mereka, Isar (8) juga tinggal di sana. Akan tetapi karena harus sekolah, dia kembali ke rumah kakek dan neneknya di Handil Daham, Anjir.
Tidak mudah untuk bisa sampai ke gubuk yang dihuni bayi kembar tersebut. Dari ujung jalan Handil Pinang I, harus menyusuri jalan tanah sempit sekitar satu kilometer. Kemudian melintasi jembatan kayu kecil.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Minggu (23/11/2014) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id