NEWSVIDEO
Aksi Nekad Dua Pemuda Menaiki Kereta yang Sedang Melaju
REKAMAN aksi kurang ajar pasangan itu telah diposting pada Instagram dan kini beredar di internet. Polisi dan otoritas kereta api pun mengutuk
BANJARMASINPOST.CO.ID - Dua remaja laki-laki telah tertangkap kamera melakukan aksi berbahaya di kereta komuter yang sedang melaju di Selandia Baru.
Dua remaja yang mempertaruhkan hidup mereka itu terlihat di luar Stasiun Manor Park, utara Wellington, pada Minggu (8/3/2015) sore.
Rekaman aksi kurang ajar pasangan itu telah diposting pada Instagram dan kini beredar di internet. Polisi dan otoritas kereta api pun mengutuk perilaku sembrono dua remaja tersebut.
Komandan polisi setempat, John Spence, mengatakan polisi terkejut oleh 'aksi gila' yang bisa secara mudah membunuh dua remaja tersebut.
"Jatuh dari kereta yang sedang melaju 90 kilometer per jam, akan menyebabkan cedera fatal serius jika sampai terjatuh," katanya kepada media NZ, seperti dirilis Dailymail, Senin (9/3/2015).
Kedua remaja itu dilaporkan melompat dari kereta api sebelum mereka tiba di stasiun berikutnya.
Manajer Antikecelakaan kereta api KiwiRail, Aaron Temperton, mengatakan kereta api mereka biasany melaju hingga kecepatan 90 kilometer per jam, bahkan bisa mencapai 110 kilometer per jam.
"Kecepatan itu sangat berbahaya bago orang yang menumpang di luarnya. Kalau sampai terjadi kecelakaan, kami sangat tidak bertanggung jawab. Orang itu bisa saja mati atau meninggal karena hal-hal seperti ini. Kita tidak bisa mengerti mengapa mereka akan menempatkan diri dalam bahaya," kata Mr Temperton.
Dia mengatakan siapa pun yang berpartisipasi dalam perilaku seperti ini bisa dituntut untuk pelanggaran dan akan memberikan sanksi berupa denda besar.
Manajer KiwiRail Metro, David Shepard, mengingatkan semua orang bahwa tindakan seperti ini dapat memiliki konsekuensi untuk beberapa orang, termasuk staf dan penumpang lainnya.
"Trespassing pada koridor rel adalah masalah besar dan orang-orang yang melakukan hal ini, apakah itu berada di koridor rel atau naik di bagian belakang kereta api, memiliki risiko tidak hanya membunuh diri sendiri tetapi juga trauma pada orang-orang yang kemudian harus berurusan dengan konsekuensi dari tindakan mereka," katanya.