Penundaan Eksekusi Mary Jane Menuai Pro Kontra di Media Sosial
Keputusan untuk menunda eksekusi diumumkan di menit-menit akhir karena adanya permintaan dari presiden Filipina
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penundaan eksekusi mati terhadap buruh migran asal Filipina, Mary Jane Veloso, disambut dengan kelegaan dan syukur di media sosial dengan tagar #MaryJaneLives.
Keputusan untuk menunda eksekusi diumumkan di menit-menit akhir karena adanya permintaan dari presiden Filipina. Permintaan disampaikan setelah seseorang yang diduga menjebak Mary Jane untuk membawa heroin ke Indonesia menyerahkan diri kepada polisi di Filipina.
Tagar #MaryJaneLives mulai dipakai Rabu (29/04) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB, setelah kabar penundaan eksekusi merebak di media sosial.
Hingga pukul 09.00 WIB, tagar itu sudah digunakan lebih dari 60.000 kali dan menjadi topik populer di Filipina dan Indonesia.
"Subuh hari ini mengandung syukur: Presiden mendengarkan suara yang mengimbau agar hukuman mati Mary Jane ditinjau kembali. #hkmati," kata budayawan Goenawan Muhammad dalam akun @gm_gm.
"Mendapat berita baik pagi ini. Semoga keadilan bisa dan (memang) diperjuangkan. Selamat pagi semua! #MaryJaneLives," kata Referika Rahmi melalui @referika.
Ruli Manurung, inisiator petisi online untuk Mary Jane, "berharap peristiwa ini bisa menjadi lampu hijau bagi penegakan hukum selanjutnya, menjadi pintu untuk kelak menghapuskan hukuman mati."
Pro kontra
Sebelumnya, beberapa jam menjelang eksekusi mati, ribuan pengguna Twitter di Indonesia ramai-ramai meminta penundaan eksekusi bagi Mary Jane melalui tagar #BiarkanHidup. (BBCindo)
