30 Imigran Gelap Dibiarkan Membusuk di dalam Hutan

Para imigran ilegal itu, diduga berniat mencari pekerjaan di Malaysia dan Thailand, dan berada di sana untuk menghindari razia pihak berwenang.

Editor: Yamani Ramlan
Dailymail
Kamp penampungan para imigran gelap di selatan Thailand. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Foto-foto suram menunjukkan kuburan setidaknya 30 orang yang dibiarkan kelaparan atau mati di dalam hutan terpencil di selatan Thailand. Diduga, ke-30 orang itu merupakan korban perdagangan manusia.

Polisi Thailand, Sabtu (2/5/2015), mengumumkan mereka telah mengidentifikasi para korban merupakan warga imigran dari Myanmar dan Bangladesh, dan diduga kuat tempat itu adalah kamp perdagangan manusia.

Para imigran ilegal itu, diduga berniat mencari pekerjaan di Malaysia dan Thailand, dan berada di sana untuk menghindari razia pihak berwenang.

“Empat mayat telah digali sejauh ini,” kata Kolonel Polisi Anuchon Chamat, wakil komandan polisi Provinsi Nakorn Si Thammarat, seperti dikutip Mirror.

"Setidaknya ada 30 kuburan yang telah ditandai tempat. Kami digali empat mayat hari ini dan akan terus menggali mayat," lanjut Anuchon.

Kuburan masal imigran gelap itu diakuinya adalah penemuan pertama kasus perdagangan manusia di Thailand.

“Kami juga menemukan dua korban lain yang belum dimakamkan dan dibiarkan membusuk di tempat terbuka,” katanya.

Satu korban yang berhasil diselamatkan dari kamp telah dibawa ke rumah sakit di dekat wilayah Pedang Besar.

“Sekitar 200 tentara, polisi dan tim penyelamat telah tiba di lokasi kejadian pada Jumat (1/5/2015),“ kata Sathit Kamsuwan, seorang relawan.

Penemuan ini menyoroti sifat brutal dari perdagangan ratusan manusia yang diyakini telah meninggal di kamp-kamp penampungan atau di laut.

Setiap tahun, ribuan warga Rohingya dan orang-orang perahu dari Bangladesh yang dibawa oleh penyelundup tiba di Thailand.

Banyak dari mereka dibawa ke kamp-kamp penampungan di hutan, di mana pedagang menuntut uang tebusan untuk menyelundupkan mereka ke selatan Thailand melintasi perbatasan menuju ke Malaysia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved