Wanita Ini Hidupnya Mirip Film "50 First Date"
Ketika bangun tidur, Jenny sering kali kehilangan memori tentang pacarnya Stuart Balmforth (20). Untuk kembali mengingat Stuart
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pernah menonton film 50 First Dates yang dibintangi oleh Drew Barrymore dan Adam Sandler? Cerita di film itu ternyata mirip dengan kisah Jenny Gisby (20) dalam dunia nyata. Jenny mengalami Functional Neurological Disorder (FND), yaitu gangguan langka di mana penderitanya mengalami gangguan memori sesaat dan kerap kejang-kejang.
Ketika bangun tidur, Jenny sering kali kehilangan memori tentang pacarnya Stuart Balmforth (20). Untuk kembali mengingat Stuart, Jenny membuat scrapbook yang diisi penuh dengan foto-foto kebersamaan mereka selama tiga tahun berpacaran.
Setiap kali Jenny hilang ingatan, Stuart akan menunjukkan padanya album foto berharga itu dengan harapan ingatan kekasihnya tentang kisah cinta mereka bisa kembali lagi.
Selain foto-foto, Jenny juga membuat catatan kenangan itu dengan menempel tiket kereta api ketika mereka berpergian, hingga selama mendatangi suatu festival. Mereka rutin membuat buku itu dengan kenangan selama mengunjungi suatu tempat bersama-sama. Setiap melihat catatan itu, Jenny akan merasa jatuh cinta lagi dengan Stuart.
"Ini sangat berguna untuk ditunjukkan ketika dia bangun tidur dengan tidak tahu siapa aku. Tanpa buku itu akan memakan waktu lebih lama untuk Jenny mengingatku. Kita menggunakan buku itu setiap minggu untuk memastikan Jenny tidak pernah lupa dengan apa yang telah kami lakukan bersama-sama," kenang Stuart.
Jenny hilang ingatan setelah tiba-tiba pingsan di tempat kerjanya pada bulan November. Jenny yang juga mahasiswa di Nottingham Trent University itu langsung dibawa ke rumah sakit dan mengalami koma selama beberapa hari. Saat itu, dokter langsung mendiagnosa Jenny mengalami FND atau gangguan pada memori otaknya.
Setelah terbangun dari komanya, Jenny juga tidak dapat berjalan dan mengalami kejang-kejang. Jenny menjadi lumpuh akibat kondisi otak yang langka tersebut dan harus mengenakan kursi roda.
Dokter percaya Jenny telah menderita gangguan tersebut sejak berusia 10 tahun. Ketika masih kecil, Jenny mengaku memiliki gangguan keseimbangan yang menyebabkan dirinya mengalami dislokasi sendi.
Jenny ternyata juga didiagnosis menderita epilepsi. Setiap minggu, Jenny kerap mengalami dua kali serangan epilepsi bersamaan dengan gangguan memori.
"Setelah tidur sepanjang malam, saya akan bangun tidur tanpa memori tentang siapa saya, atau pacar saya dan orang tua. Saya memutuskan untuk membuat lembar catatan ketika saya menyadari betapa menyedihkan bagi mereka yang mencoba untuk menjelaskan siapa mereka," papar Jenny.
Ketika mengalami hilang ingatan, awalnya Jenny selalu marah-marah karena berpikir keluarganya maupun pacarnya adalah orang asing. Butuh waktu setengah jam untuk Jenny mengembalikan ingatannya. Album foto dan catatan kenangan dengan orang-orang terdekat sangat membantu Jenny lebih cepat mengingat.
"Saya sangat beruntung memiliki Stuart. Dia begitu mendukung saya dan membantu saya kembali mengingat melalui album memori," kata Jenny.
Jenny juga didukung oleh orangtuanya, Jane dan Rob, yang selalu membantunya berjalan. Kini Jenny belajar untuk mengatasi kondisinya dan berbagi cerita pada orang lain yang mengalami hal sama dengan dirinya.
