Didi Petet, Mati untuk Seni Namun Enggan Berpolitik
Dia merupakan aktor yang pandai menghidupkan setiap peran yang dibawakannya dan tak lekang oleh zaman
Ia tidak mengecilkan artis yang ingin terjun ke dunia politik asalkan memiliki kemampuan.
"Sah-sah aja namanya warga negara kan. Berhak mereka punya kemampuan dan keinginan silakan saja yang mampu dan punya kapabilitas."
Didi juga tetap mengajar di almamaternya IKJ dan membintangi banyak produk iklan. Didi dikenal sebagai sosok yang murah senyum dan suka berdiskusi mengenai dunia seni peran dengan para yuniornya.
Menurut Didi Petet, akting merupakan sesuatu yang penting dan seorang aktor harus mempunyai karakter, yang membedakannya dengan aktor lainnya.
Penting bagi aktor untuk tahu bagaimana caranya mengendalikan diri di atas panggung. Bagaimana caranya supaya tidak kelebihan atau kekurangan akting.
"Itu sangat membutuhkan konsentrasi tinggi, konsentrasi agar bermain pas."
Akting juga bukan hanya sumber mata pencarian bagi Didi, tapi mengandung falsafah kehidupan.
"Akting itu sebenarnya bukan hanya untuk orang-orang yang mau jadi aktor tapi memahami diri sendiri, agar bisa mengembangkan diri sendiri. Dalam akting, terkandung kaidah-kaidah kehidupan, bagaimana berhubungan dengan orang lain," jelas Didi.
Meski demikian, Didi menilai saat ini dunia seni peran di Tanah Air kehilangan akting yang benar-benar menjiwai. Oleh karena itu, Didi mengusulkan adanya penghargaan akting untuk kemajuan seni peran.
Industri film juga lebih berwarna meski secara kualitas masih menganut selera pasar dan masih diwarnai dengan film-film bertema horor dan seks. Saat ini, juga semakin banyak film-film berkualitas yang memuat unsur edukasi dan menginspirasi.
Terhenti
Kiprah Didi Petet terhenti ketika asam lambung merenggut jiwanya. Didi Petet Kelelahan setelah pulang dari Milan mengurusi Pavilion Indonesia di World Expo Milano 2015.
Didi Petet menjabat sebagai Ketua Koperasi Pelestarian Budaya Nusantara (KPBN) pada ajang World Expo Milano 2015 yang diselenggarakan Mei hingga Oktober.
Ajang tersebut mempromosikan berbagai keunggulan anak negeri di bidang kreatif, perdagangan, pariwisata, sampai peluang investasi.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mengatakan kondisi Didi Petet sudah melemah sejak di Milan.