Kami haus Kami lapar Kami ingin hidup
Saling Bunuh demi Makanan
Berdasar laporan UNHCR sebagaimana dikutip Telegraph, kemarin, disebutkan kondisi para pengungsi yang di antaranya banyak perempuan lansia
BANJARMASINPOST.CO.ID - Teriakan-teriakan seperti itulah yang terlontar dari ribuan pengungsi etnis muslim Rohingya dari Myanmar saat petugas Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa (UNHCR) menyambangi kapal-kapal kayu yang mengangkut mereka di kawasan di Teluk Bengal dan Selat Malaka, dua hari lalu.
Berdasar laporan UNHCR sebagaimana dikutip Telegraph, kemarin, disebutkan kondisi para pengungsi yang di antaranya banyak perempuan lansia dan balita itu sangat menyedihkan.
Selain terkatung-katung selama seminggu di laut, mereka kehabisan air bersih, bahan makanan dan obat.
Bahkan, setidaknya ada 100 orang di antara mereka yang tewas lantaran berebut makanan dan minuman.
Seperti yang dikisahkan Saydul Islam (17) saat ditemui tempat penampungan sementara di Langsa, Aceh. Dia mengaku melihat seorang perempuan dan dua anaknya yang masih kecil dibunuh pengungsi lain saat berebut makanan. “Mereka lantas dibuang ke laut,” kata dia sembari menangis.
Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Rabu (20/5/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/pengungsi-rohingnya-jua_20150517_112515.jpg)