Nisfu Syakban, Perbedaan Tafsir yang Selalu Mengikutinya
penuh keutamaan hingga perlu disambut dengan rangkaian ibadah khusus yang tidak pernah dilakukan pada malam-malam lain?.
Penulis: Umi Sriwahyuni | Editor: Halmien
BANJARMASINPOST.CO.ID - Setiap menjelang Nisfu Syakban selalu mengemuka perbedaan penafsiran di kalangan ulama dan jamaahnya tentang benarkah di pertengahan bulan ini penuh keutamaan hingga perlu disambut dengan rangkaian ibadah khusus yang tidak pernah dilakukan pada malam-malam lain?.
“Ada banyak hadis yang menyatakan adanya keutamaan Nisfu Syakban itu, demikian pula banyak hadis yang menyatakan malam Nisfu Syakban sama halnya dengan malam-malam lainnya yang diciptakan Allah,” ujar Ustad Riza Rahman Lc, seorang ulama di Banjarmasin dalam tausiah bada Magrib di Mmasjid Hasanudin Madjedi, Senin malam,.
Salah satu hadis yang sering digunakan untuk dasar bahwa Nisfu Syakban itu penuh keutamaan adalah hadis yang diriwayatkan Abu Musa Al Asya”ari yang menyatakan Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di malam Nusfu Syakban kemudian mengampuni semua makhluk kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya”.
Maka kemudian dari hadis ini dijalankan serangkaian peribadatan khusus di malam Nisfu Syakban dan berpuasa keesokan harinya.
Sementara kalangan yang menolak adanya keutamaan Nisfu Syakban berpedoman pada hadis Bukhari dan Muslim. Aisyah radhiyallahu’anha berkata: “Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah berpuasa secara sempurna sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat Beliau berpuasa yang lebih banyak dari pada berpuasa di Bulan Syakban”.
Hadis ini menjelaskan Rasulullah mencontohkan memperbanyak ibadah dan puasa selama Syakban bukan hanya pada pertengahan bulan itu.
Lalu bagaimana untuk mempertemukan dua pendapat yang berbeda ini?
“Allah sudah memberikan petunjuk dalam Alquran, bila terjadi perselisihan di kalangan umat tentang penafsira syariah, maka kembalikan ke Alquran dan sunnah dengan cara duduk bersama,” ujar Riza.
Tetapi, walau terus berulang tema ini dibahas, namun belum ada upaya kalangan ulama yang berbeda tafsir tentang Nisfu Syakban itu, memanfaatkan solusi yang diberikan Allah tadi.
Namun, menurut Riza, perbedaan tafsir yang terjadi sekarang ini merupakan bukti dari apa yang pernah dikhawatirkan Rasulullah 15 hari menjelang beliau wafat.
“Kepada para sahabat itu, Rasulullah berwasiat bahwa sepeninggal Beliau kelak, akan terjadi pertentangan atau perbedaan penafsiran tentang ajaran yang disampaikan Beliau. Sekarang terbukti,” ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/nisfu-syakban-tapin_20150601_204827.jpg)