Wawrinka Juara Tertua di Roland Garros

Kalah, Djokovic Pun Berurai Air Mata

Petenis Swiss berusia 30 tahun itu meraih kemenangan 4-6, 6-4, 6-3, 6-4 untuk mengamankan gelar utama kedua sepanjang karirnya setelah Australia

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/indianexpress.com
Stan Wawrinka secara spektakuler mengandaskan impian Novak Djokovic 

Petenis Swiss 30 tahun itu kemudian menggagalkan dua set point pada game kesepuluh -- satu set point setelah gagal mengembalikan bola forehand Djokovic -- dan kemudian menyia-nyiakan peluangnya mendapatkan break pertama.

Hal itu dapat digagalkan dengan mulus, dan petenis Serbia itu memenangi set pembuka setelah bermain 43 menit, merayakannya dengan teriakan khasnya.

Wawrinka mengandalkan pukulan-pukulan kemenangan dengan forehand pada set kedua, namun ia tidak mampu mengonversi dua break point pada game keempat, ketika Djokovic menemukan kembali kekuatan dan menggunakannya untuk melepaskan pukulan-pukulan intimidatif.

Wawrinka kembali gagal memanfaatkan "break point" pada game keenam.

Pada game kedelapan, ini merupakan cerita yang sama ketika Djokovic menggagalkan "break point" lain yang membuat Wawrinka membanting raketnya ke net karena frustrasi.

Namun ia tidak membiarkan Djokovic memenangi set pada game kesepuluh dengan pukulan backhand, mendapat peringatan karena menghancurkan raketnya di lapangan tanah liat Paris.

Djokovic bermain untuk hari ketiga secara beruntun memerlukan lima set untuk mengalahkan Andy Murray di semifinal.

Ia terlihat letih, dan tidak mampu memanfaatkan tiga kesempatan untuk melakukan break pada game kedua set ketiga.

Ia kembali gagal memaksimalkan servenya sehingga tertinggal 2-4, dan ketika ia mendapatkan "break point" pada game berikutnya, itu merupakan hal yang jarang terjadi sejak game kedelapan di set pembuka.

Bukan kejutan ketika Wawrinka memenangi set itu pada game kesembilan dengan Djokovic yang tidak memiliki jawaban untuk daya tahan lawannya dalam melepaskan backhand di belakang garis, serta pukulan-pukulan kemenangan akurat melalui forehand.

Djokovic mendapat sedikit peluang untuk melakukan "break" pada kedudukan 2-0, dan menggenggam keunggulan 3-0 pada set keempat.

Namun Wawrinka kembali melejit, mematahkan servenya pada akhir reli 30 pukulan sebelum Djokovic menggagalkan dua break point lain sehingga mengubah kedudukan menjadi 4-3.

Pada set keempat yang berlangsung seru, petenis Swiss itu menggagalkan tiga break point di game kedelapan, dan kemudian Stan Wawrinka saat ia melepaskan pukulan backhand untuk memenangi set, pada kedudukan 5-4.

Penampilan standar lain saat melepaskan backhand membuat ia memenangi gelar pada "match point" keduanya.

Petenis senegaranya Roger Federer, juara 2009 yang dikalahkan Wawrinka di perempat final, menulis melalui Twiter, JUARA."

Sumber:
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved