Jejak MH370 di Jarak 5.000 Km

Terlebih setelah ditemukannya puing pesawat berupa potongan sayap kanan dan tas wisata di Pulau La Reunion (di kawasan Samudera Hindia)

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/tribunnews.com
Polisi membawa bagian kecil sayap pesawat atau flaperon yang belum teridentifikasi dari Reunion Island. Tim identifikasi memastikan flaperon tersebut milik Boeing 777 tapi belum dipastikan itu pesawat MH370 milik maskapai Malaysia Airlines yang hilang Maret 2014. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - MISTERI hilangnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 sejak 8 Maret 2014 lalu, diyakini bakal terungkap meski perlahan.

Terlebih setelah ditemukannya puing pesawat berupa potongan sayap kanan dan tas wisata di Pulau La Reunion (di kawasan Samudera Hindia), yang jaraknya sekitar 5 ribu kilometer dari lokasi yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat jenis Boeing 777 itu.

Jika benar itu puing MH370, mengapa keberadaannya bisa sangat jauh? Pergerakan puing hingga ribuan kilometer sangat mungkin terjadi di lautan, terutama karena derasnya arus di Samudera Hindia.

Berdasarkan simulasi pergerakan sampah plastik di lautan pada situs adrift.org.au, benda bisa bergerak hingga 5 ribu kilometer dalam waktu satu tahun, lalu mengelilingi dunia dan kembali ke titik awal dalam waktu selama tiga tahun.

Robin Beaman, ahli geologi lautan dari Universitas James Cook, Australia, mengatakan bahwa benda besar yang terapung hingga jarak jauh di samudera memang sering terjadi.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Sabtu (1/8/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved