Pria Negro Tembak 2 Wartawan Kulit Putih

Kekerasan Bernuansa Ras Makin Meningkat di AS

Setelah lebih dari lima jam setelah serangan itu, pelaku Vester Flanagan (41) menembak dirinya di tengah pengejaran oleh polisi di jalan raya

Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/REUTERS
Reporter WDBJ7, Alison Parker (kiri), sesaat sebelum ditembak ketika mewawancarai narasumber Vicki Gardner di Moneta, Virginia, Rabu (26/8). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MONETA — Seorang pria kulit hitam, mantan karyawan televisi di Florida, menembak mati dua wartawan televisi yang sedang siaran langsung di Virginia, Amerika Serikat, Rabu petang WIB. Aksi itu sebagai protes atas diskriminasi ras di tempat kerja dan tempat lain di AS.

Setelah lebih dari lima jam setelah serangan itu, pelaku Vester Flanagan (41) menembak dirinya di tengah pengejaran oleh polisi di jalan raya Interstate 66, Fauquier, Virginia. Polisi Wilayah Franklin. Bill Overton, mengatakan, Flanagan, warga keturunan Afrika dan Amerika, akhirnya meninggal di rumah sakit Inova Fairfax, Virginia utara, dekat Washington DC.

Dua pekerja televisi WDBJ7 yang ditembak mati ialah reporter Alison Parker (24) dan kameraman Adam Ward (27). Keduanya adalah wartawan kulit putih, sama dengan seorang wanita yang sedang mereka wawancarai saat itu.

Wanita yang diwawancarai keduanya adalah Vicki Gardner, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Daerah Smith Mountain Lake, 320 kilometer barat daya dari Washington DC. Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan, wanita narasumber itu terluka dan dalam kondisi stabil.

Penembakan oleh Flanagan terjadi pada Rabu pukul 06.45 waktu setempat atau Rabu pukul 18.45 WIB di Bridgewater Plaza. Lokasi kejadian perkara adalah tempat rekreasi di wilayah Smith Mountain Lake. Siaran tiba-tiba terganggu oleh suara tembakan. Parker dalam tayangan langsung itu tampak merunduk dan menutupi wajahnya, lalu kemudian siaran terputus.

Beberapa jam setelah penembakan, seseorang yang mengaku telah merekam kejadian itu mengunggah video hasil rekamannya ke media sosial. Video yang diunggah ke akun Twitter dan Facebook direkam oleh seorang pria mengaku bernama Bryce Williams.

Tidak lama kemudian video itu pun dihapus. Salah satu shoot video menunjukkan pistol sedang ditodongkan ke Parker. Orang yang mengaku Williams itu juga menulis, "Saya merekam penembakan setelah membaca Facebook." Ia juga mengatakan, salah satu komentar di media sosial itu bernada rasis.

Alasan rasial

Flanagan juga sempat mengirim pesan melalui faksimile ke ABC dua jam setelah penembakan terhadap Parker dan Ward. Ia mengatakan, serangan itu dipicu oleh penembakan massal 17 Juni lalu di sebuah gereja kulit hitam di Charleston, Carolina Selatan. Sembilan orang tewas dan pelaku, satu pria kulit putih, telah didakwa atas insiden itu.

Dalam faksimile ke ABC News itu, Flanagan juga memuji para penembak dalam insiden pembunuhan massal di Virginia Tech University pada 2007 dan di Columbine High School, Colorado, pada 1999. Flanagan menelepon televisi ini pada pukul 10.00 lewat dan mengaku telah menembak mati dua orang dan polisi sedang mengejarnya, lalu telepon pun putus.

ABC News, mengutip Flanagan, melaporkan bahwa ia telah menjadi korban diskriminasi rasial, pelecehan seksual dan perundungan di tempat kerjanya dahulu di Florida. Ia mengaku pernah diserang oleh laki-laki kulit hitam dan perempuan kulit putih. Ia dihina dan disebut seperti monyet dan juga diperolok seolah dia gay.

"Penembakan di gereja (di Charleston) adalah titik kritis, tetapi kemarahan saya tidak terbendung lagi," kata ABC News mengutip pesan Flanagan itu. "Saya sudah menjadi tong bubuk (mesiu) hidup untuk sementara waktu, hanya menunggu waktu untuk meledak!"

Ketika ditanya CNN, apakah stasiun televisi itu telah menjadi target atau menerima ancaman, Manajer Umum WDBJ7 Jeff Marks mengatakan, "Setiap kali mendapat surat elektronik gila atau sesuatu, kami akan memeriksanya. Sejauh yang kami ingat, tidak ada yang seperti itu."

Marks juga mengatakan, wawancara itu dilangsungkan untuk memperingati 50 tahun penemuan Smith Mountain Lake, sebuah daerah peristirahatan, dan seorang perempuan yang sedang diwawancarai itu berasal dari kamar dagang daerah setempat. Perempuan itu sedang berbicara mengenai acara peringatan dan pariwisata.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved