Permintaan Minyak Naik untuk Pertama Kalinya

Harga minyak West Texas Intermediate berada pada 45,71 dollar AS per barrel, naik 62 sen dari posisi terakhir. Sementara itu, harga minyak mentah

Editor: Didik Triomarsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID - Harga minyak mentah naik pada perdagangan Kamis (1/10). Permintaan minyak global naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir.

Harga minyak West Texas Intermediate berada pada 45,71 dollar AS per barrel, naik 62 sen dari posisi terakhir. Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik 38 sen menjadi 48,75 dollar AS per barrel.

Berdasarkan data dari Joint Oil Data Initiative (JODI), rata-rata konsumsi sebesar 71,4 juta barrel per hari pada enam bulan pertama 2015. Jumlah ini naik dari 69,1 juta barrel dibandingkan dengan satu tahun lalu. Kenaikannya tercatat 2,3 juta barrel per hari atau 3,3 persen.

Pialang minyak juga mengatakan bahwa risiko politik meningkat karena masalah Suriah. Rusia dan Amerika Serikat sama-sama melakukan pengeboman tanpa koordinasi.

Di pasar minyak AS, muncul risiko badai Joaquin yang semakin menguat di Atlantik. Badai ini dapat menjadi badai besar, demikian perkiraan dari Pusat Badai Nasional AS. Walaupun belum ada perkiraan bahwa badai itu akan mendarat di AS.

Masih khawatir

Walau harga minyak naik, pelaku pasar komoditas masih mengkhawatirkan pertumbuhan konsumsi di Asia. Bagaimana pertumbuhan jika perlambatan ekonomi terus terjadi di kawasan Asia.

Harga patokan minyak di Asia, minyak mentah Dubai rata-rata berharga 45,372 dollar AS pada September. Harga itu merupakan harga terendah sejak Februari 2009.

Salah satu negara konsumen di Asia, Korea Selatan, mencatatkan penurunan impor sebesar 0,8 persen pada September lalu. Tahun lalu, Korsel mengimpor 76,1 juta barrel minyak mentah. Pelemahan ekonomi terus terasa di Asia.

Tiongkok, negara dengan perekonomian terbesar di Asia, juga mengalami penurunan aktivitas di sektor manufaktur. Data terbaru dari Tiongkok menunjukkan, penurunan itu sudah terjadi dalam dua bulan berturut-turut.

Negara besar lain di Asia, Jepang, juga mengalami hal serupa. Indeks kepercayaan manufaktur memburuk selama tiga bulan berturut-turut. Demikian survei yang diperoleh dari bank sentral Jepang.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved