Palestina Vs Israel: Saling Serang Pakai Pisau

Kekerasan yang terjadi cukup luas antara Israel dan Palestina di Tepi Barat dan Jerusalem timur

Editor: Eka Dinayanti
net
pemuda palestina 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kekerasan yang terjadi cukup luas antara Israel dan Palestina di Tepi Barat dan Jerusalem timur selama hampir satu bulan ini menunjukkan, peta konflik Israel-Palestina memasuki era baru.

Hal ini berlangsung seiring dengan perubahan konstelasi konflik politik secara umum di Timur Tengah.

Kini, inisiatif dan mekanisme konflik di lapangan tidak sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Israel dan otoritas Palestina, tetapi lebih dikendalikan oleh individu atau kelompok kecil dari tiap-tiap pihak, Israel dan Palestina.

Bentuk kekerasan baru yang menonjol sekarang adalah saling serang antara warga Israel dan Palestina dengan menggunakan pisau.

Ada sedikitnya 24 kasus penusukan yang dilakukan oleh warga Palestina terhadap warga Yahudi sejak November 2014 hingga Oktober 2015.

Pada Jumat (9/10), warga Palestina menusuk warga Israel di beberapa kota, antara lain di Tel Aviv, Jerusalem, dan Hebron.

Sebaliknya, empat warga Palestina dilaporkan mengalami luka-luka akibat tusukan pisau yang dilakukan warga Yahudi di sejumlah kota.

Dalam konteks itu, ekstremis Yahudi, khususnya penghuni permukiman Yahudi di Jerusalem timur dan Tepi Barat, memegang inisiatif terbesar dalam konflik Israel-Palestina beberapa waktu terakhir.

Akhir Juli lalu, bayi Palestina berusia 18 bulan, Ali Dawabshah, meninggal akibat aksi kaum ekstremis Yahudi yang melempar bom api ke rumah keluarga Dawabshah di Duma, Tepi Barat.

Kematian bayi Ali itu menjadi awal bola salju kekerasan yang terus menggelinding hingga sekarang.

Dengan cakupan wilayah terjadinya kekerasan yang cukup luas dan aksi saling serang yang telah berlangsung cukup lama, yakni sejak akhir Juli, kekerasan saat ini sudah mengarah ke intifada III.

Intifada kali ini tidak memiliki pemimpin yang memberi komando.

Intifada III berbeda dengan intifada II pada 2000 yang dikendalikan pemimpin Palestina saat itu, Yasser Arafat.

Adapun intifada I yang meletus pada 1987 juga dipimpin tokoh kuat Palestina saat itu, Abu Jihad, yang kemudian dibunuh Israel di Tunisia pada 1988.

Tewasnya bayi Ali juga memperlihatkan fenomena semakin tumbuh dan berkembangnya gerakan ekstremis Yahudi di Israel.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved