Aplikasi i-doser Bukan Termasuk Narkotika

BANJARMASINPOST.CO.ID - Maraknya perbincangan Aplikasi i-doser, yang merupakan aplikasi teknologi berbasis 'Binaural Brainwave diklaim dapat mempengaruhi otak manusia untuk memberikan dosis atau sensasi simulasi layaknya sedang mengonsumsi narkotika.

Namun, Lembaga anti narkoba yakni Badan Narkotika Nasional (BNN) menyimpulkan, aplikasi digital itu tidak termasuk golongan narkotika.

"Tapi, kami akui, tidak dapat dipungkiri soal suara, nyanyian, atau gelombang suara dalam ritmik tertentu mampu mempengaruhi emosional manusia. Seseorang yang mendengarkan sebuah lagu itu, dapat merasakan ketenangan dalam dirinya atau bahkan menjadi gundah gelisah," katanya.

Menurut Kepala Bagian Humas BNN, Komisaris Besar Slamet Pribadi, saat jumpa pers di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (12/10/2015).

Sikap emosional itu, kata Slamet, tergantung musik yang didengarkan. Hal ini, kata Slamet, dikarenakan gelombang suara merangsang sel-sel saraf dan mengantarkannya ke otak.

"i-doser itu aplikasi yang dapat mudah diunduh di internet itu bukan golongan narkotika. Yang dimaksud Narkotika itu, tertera dalam Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009," katanya.

Ia melanjutkan, "Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan," paparnya.

Walaupun BNN mengakui gelombang suara yang dihasilkan i-doser dapat memberikan sensasi kepada pendengarnya, ia menegaskan kembali aplikasi itu bukan termasuk narkotika.

"Efeknya bisa membuat pendengar dapat tersugesti untuk suatu hal. i-doser kan hanya gelombang suara, dia bukan zat atau obat seperti dituangkan dalam UU narkotika," tutupnya.

Seperti diketahui, aplikasi I Doser dapat diunduh secara bebas di melalui internet. Penggunanya dapat merasakan sensasi usai mendengarkan suara berdurasi 30-40 menit.