Gara-Gara Disebut sebagai Gadis Miskin, Ashleigh Bunuh Diri

Entah apa yang ada di benak Ashleigh Bowes saat itu. Kabarnya, ia melakukan bunuh diri

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID - Entah apa yang ada di benak Ashleigh Bowes saat itu. Kabarnya, ia melakukan bunuh diri gara-gara disebut sebagai gadis miskin oleh teman-temannya. Jasadnya ditemukan di kamar rumahnya di Macclesfield, Inggris, 30 Agustus lalu.

Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa gadis malang itu bunuh diri dengan meminum obat penenang dosis tinggi.

Alam More, salah seorang penyidik, menyimpulkan, Ashleigh bunuh diri dengan obat penenang karena gadis tersebut sebelum meninggal sempat menjelajah dahulu ke internet mencari cara bunuh diri. Tak hanya itu, gadis itu juga membuat rekaman video dan menulis catatan alasan dirinya bunuh diri. Catatan yang ditujukan untuk temannya itu ditemukan di kamar tidur Ashleigh.

Ashleigh menulis: "Saya pikir kamu akan mengerti. Saya tidak tahan lagi. Kamu begitu kasar di hari yang lain. Ketika saya meninggalkan taman, saya menangis. Saya kehilangan teman. Depresi itu menyakitkan. Anoreksia itu menyakitkan. Jangan dianggap enteng. Kata-kata itu memang membunuh,"

"Menghina makananku dan ibuku. Kami memang miskin. Kami tidak bisa memiliki barang bermerek seperti punyamu... Tidak lucu untuk menghina anoreksia. Setiap kali kamu meledek, itu menyakitkan. Jaga bicaramu."

Ibu Ashleigh, Susan Bowes, mengatakan, putrinya terkena depresi dan anoreksia setahun lalu. Putrinya kerap mendengar bisikan yang “menyuruhnya untuk tidak makan”. Dia kemudian diresepkan obat anti-depresan untuk mengobati gangguan makan dan depresi pada November 2014.

Supaya kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang lagi, Susan meminta orangtua agar memperhatikan benar anak-anak remajanya sehingga kasus yang menimpa putrinya tak terjadi pada gadis lain.

“Penting bagi orangtua untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anak-anaknya. Itu mungkin kelihatannya ejekan biasa, tetapi bagi seorang remaja itu bisa benar-benar serius dan harus dihentikan,” ujar Susan.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved