Tak Perlu Emosi Hadapi Paham Radikal di Kalsel

“Bukan hanya di HSS, tapi yang terpenting adalah embrio paham radikal yang mulai disusupkan ke siswa-siswa,” kata pengamat sempalan Masrani Noor

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Didik Triomarsidi
@isiskalimantan
Akun twitter dengan nama @isiskalimantan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - PERLU antisipasi mendalam terkait keberadaan organisasi terlarang yang sempat membuat heboh di jejaring sosial, akhir-akhir ini.

“Bukan hanya di HSS, tapi yang terpenting adalah embrio paham radikal yang mulai disusupkan ke siswa-siswa,” kata pengamat sempalan Masrani Noor, Jumat (27/11).

Menurut staf pengajar di Universitas Ahmad Yani (Uvaya) ini, radikalisme datang seiring kemajuan bangsa. Ada yang pro dan kontra. Kata radikal bukan hanya penggangu, tapi orang orang yang usil dalam pemajuan bangsa.

Cirinya terorisme dan radikalisme bisa diciptakan. Semua itu ada jalur yang harus diikuti guna menghilangkannya tidak dengan cara perang.

“Ibarat orang gatal, obatnya tidak perlu digaruk, tapi diberi obat salep. Keberadaan radikal itu dalam bangsa beretika menjadi suatu kritik dan teguran. Kita harus legowo menerima sebagai suatu kebenaran. Itu memang ada, dan benar ada. Apapun bisa diselesaikan, asal jangan dengan emosi,” ujarnya.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Sabtu (28/11/2015) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved