Ratusan Anak Kanada Nyanyikan Thala' al-Badru Sambut Pengungsi Suriah

Ini teladan baik dari dunia Barat. Kelompok paduan Suara anak-anak Kanada menyanyikan lagu berbahasa Arab untuk menyambut kedatangan para pengungsi

Editor: Ernawati

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANADA - Ini teladan baik dari dunia Barat. Kelompok paduan Suara anak-anak Kanada menyanyikan lagu berbahasa Arab untuk menyambut kedatangan para pengungsi dari Suriah ke negeri itu.

Rekaman video konser paduan suara itu pun menjadi viral, menyebar luas secara cepat, dalam tempo lebih dari sepekan dalam Desember 2015 ini.

Paduan suara beranggotakan sekitar 200 bocah itu berasal dari siswa-siswa kelas 4 sampai 6 sekolah Prancis di Ottawa.

Penasaran tentang lagu Arab seperti apa yang mereka nyanyikan?

Ya, lagu itu tak asing juga bagi sebagian kaum muslim di Indonesia, terutama kalangan Nahdliyin

Warga Nahdliyin percaya, lagu Thala' al-Badru 'Alayna itu untuk menyambut Nabi Muhammad SAW saat tiba di Madinah dalam rangka hijrah dari Makkah pada abad ke-7 Masehi.

Konon, kaum Ansor atau warga Madinah menyanyikannya sambil menabuh rebana, dan Nabi Muhammad SAW mendiamkan.

Namun, riwayat itu disangkal kaum puritanisme Islam yang kemudian meminggirkan aneka seni musik dari keseharian.

Apapun perdebatannya, berikut ini lirik lagu tersebut: Thala' al-badru 'alayna, min Tsaniyatil Wada’, wajaba syukru ‘alayna, ma da’a lillahi da’.

Artinya: purnama telah terbit di atas kami, dari arah Tsaniyatul Wada’, kita wajib mengucap syukur, dengan doa kepada Allah semata.

Sejak video itu diunggah ke YouTube pada 11 Desember, hingga kini sudah dilihat 830.794 kali dan memicu kontroversi hingga 2.110 komentar.

Menurut Robert Filion, pemimpin paduan suara di École Secondaire Publique De La Salle itu, keputusan untuk menyanyikan lagu tersebut dibuat sebelum pemerintah Kanada berjanji menerima sekitar 25.000 pengungsi Suriah.

"Setiap tahun kami berusaha menggapai aneka macam kebudayaan, dan setahun lalu kami mulai merencanakan sesuatu yang terinspirasi dari kaum Muslim," kata Robert Filion.

"Kami datang dengan lagu itu... dan sisanya adalah sejarah."

Filion terkejut ketika tahu bahwa video konser itu menjadi populer di YouTube.

"Kami tidak tahu. Kami tidak bertujuan seperti itu. Ini hanya konser kecil kami, satu setengah pekan lalu, dan sekarang tiba-tiba seluruh dunia sepertinya menikmati," ungkapnya.

Sumber: Surya Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved