Harga BBM Turun, Kios Bensin Tetap Menjual Rp 10 Ribu Per Liter
"Harusnya kan ikut turun juga harga minyak eceran, masak masih sama dengan harga sebelum turun," keluh warga
BANJARMASINPOST.CO.ID, MELAWI - Penurunan harga Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh pemerintah beberapa waktu lalu tak berdampak pada harga BBM eceran di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Harga eceran BBM jenis bensin masih Rp 10.000.
Sejak 5 Januari lalu, harga premium untuk non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 6.950. Sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 per liter menjadi Rp 7.050.
Sebelum harga BBM turun, BBM jenis bensin di kios di Kabupaten Melawi Rp 10.000 per liter, harga tersebut sudah berlaku sejak beberapa bulan lalu. Namun ketika harga BBM resmi diturunkan oleh pemerintah harga BBM eceran di kios masih Rp 10.000.
"Harusnya kan ikut turun juga harga minyak eceran, masak masih sama dengan harga sebelum turun," keluh warga Nanga Pinoh, Bagus Iwan, Selasa (12/1/2016).
Bagus mengatakan, semenjak harga BBM turun, untuk mendapatkan minyak di SPBU justru semakin sulit, karena antrean kendaraan semakin panjang, rata-rata mereka adalah pengantre atau spekulan minyak.
"Maunya kita juga merasakan harga BBM yang sudah turun, namun yang turun kan di SPBU saja di eceran tidak ada pengaruhnya, bahkan beberapa waktu lalu malah tidak ada minyak di SPBU, jadi mau turun berapapun tidak ada gunanya kalau seperti ini," katanya.
Ketua Komisi C DPRD Melawi, Malin berharap, SPBU juga harus mengutamakan kepentingan masyarakat jangan hanya mengutamakan para spekulan yang berani membeli minyak dengan harga tinggi, sebab SPBU itu dibuka untuk masyarakat.
Malin berharap tidak ada permainan yang dilakukan pihak SPBU, sebab hal ini sangat merugikan masyarakat. Apalagi disaat pemerintah sudah menurunkan harga BBM seperti sekarang, harusnya masyarakat dulu yang merasakan manfaatnya.
"Ini yang menikmati lebih dulu adalah spekulan, masyarakat ya tetap saja harus beli BBM dengan harga mahal karena mereka hanya bisa beli BBM di kios eceran," katanya.
Sebelumnya Malin juga sempat curiga ada mafia minyak di Kabupaten Melawi yang sengaja menciptakan kondisi agar minyak tetap dinikmati segelintir orang. Sehingga masyarakat tetap saja kesulitan mendapatkan BBM, padahal kebijakan pemerintah dianggapnya sudah sangat membantu masyarakat.