NEWSVIDEO

Seperti Inikah Kesenian Genye Purwakarta yang Disebut Netizen Budaya Iblis Itu?

Di setiap postingan, @Manhajusholihin menyertakan foto kesenian genye yang dipersoalkan

Editor: Ernawati

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANDUNG - Setelah patung, kini kesenian genye dari Purwakarta pun dikritik. Kesenian tersebut bahkan disebut sebagai budaya iblis dan setan. Hal itu disampaikan kelompok Manhajus Solihin dalam akun Twitter-nya @Manhajusholihin.

Dalam akunnya tersebut, Manhajus Sholihin sedikitnya mem-posting tiga kicauan. “Innalillahi, Coba jawab dg hati bersih? Ini budaya apa yang diusung raja jurig @DediMulyadi71? Budaya iblis & Syetan!” ungkapnya di kicauan pertama.

Di kicauan kedua, Manhajus Sholihin meminta Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk tidak menutup mata.

“Jngn pura2 tutup mata, Masyarakat sdh cerdas, mana keseinan genye&mana; penyerupaan jurig?#gagal paham,”imbuhnya.

Sementara di kicauan ketiga, Manhajus Sholihin menulis, “Allah MEMULIAKAN MANUSIA, raja jurig @DediMulyadi71 malah MERENDAHKAN martabat manusia. Biadab! Penghinaan! Pelecehan!”

Jngn pura2 tutup mata, Masyarakat sdh cerdas, mana kesenian genye&mana; pnyerupaan jurig?#gagal paham @DediMulyadi71pic.twitter.com/jqKYc4WqgP — Manhajus Sholihin (@Manhajusholihin) February 15, 2016.

Di setiap postingan, @Manhajusholihin menyertakan foto kesenian genye yang dipersoalkan. Dalam foto tersebut terlihat bagaimana anak-anak yang dilumuri lumpur menari. Di belakang anak-anak, terlihat boneka sapu lidi dan aseupan (alat untuk membuat tumpeng).

Manhajus Sholihin sejak dulu memang berkonsentrasi terhadap keberadaan patung yang dinilai musyrik di Purwakarta. Mereka pun kini tengah mengumpulkan 1.000 tanda tangan pondok pesantren, ormas, Majelis Taklim mendesak Polda Jabar menyeret Dedi Mulyadi dalam kasus penistaan agama.

Menanggapi hal tersebut, Dedi menyatakan, kesenian genye terinspirasi dari masyarakat Purwakarta. Anak-anak bermandikan lumpur dalam kesenian itu menggambarkan warga Plered, Purwakarta, yang terkenal dengan kerajinan keramiknya.

“Anak-anak Plered itu sejak kecil suka membantu orangtuanya membuat keramik, dan buat mereka bermandikan lumpur itu biasa,” ucapnya.

Begitu pun dengan sapu lidi maupun aseupan. Itu merupakan hal biasa yang ditemui di masyarakat Sunda. “Saya bingung sebelah mana budaya iblisnya?” tuturnya ketika dihubungi, Senin (15/2/2016).

Tarian genye Purwakarta sangat disukai oleh masyarakat bahkan di luar Purwakarta. Bahkan, belum lama ini, kesenian tersebut dipilih mewakili Jawa Barat dalam Kemilau Nusantara.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved