Gubernur Kalijodo

ANDAIKATA belum telanjur pindah, Kalijodo, kawasan ‘hitam’ di Jakarta yang akan digusur itu pasti akan menjadi ajang pertarungan bagi para calon Guber

Editor: BPost Online
zoom-inlihat foto Gubernur Kalijodo
dokbpost
H Pramono BS

Oleh: Pramono BS

ANDAIKATA belum telanjur pindah, Kalijodo, kawasan ‘hitam’ di Jakarta yang akan digusur itu pasti akan menjadi ajang pertarungan bagi para calon Gubernur DKI.

Sejumlah nama artis sudah muncul sebagai penantang gubernur yang akan maju lagi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seperti Desi Ratnasari dan Eko Patrio (PAN), Tantowi Yahya (Golkar) dan Ahmad Dhani (PKB). Nama lain adalah Ridwan Kamil (wali kota Bandung) dan Sandiaga Uno (pengusaha), keduanya dari Gerindra.

Nama artis beken yang belum muncul adalah Tukul Arwana, Cak Lontong, Sule, Inul Daratista atau Zaskia Gotik yang punya goyangan erotis tapi beda gaya dengan Inul.

Maklum parpol di Indonesia rata-rata lebih mengutamakan kepentingan praktis daripada ideolog sehingga tidak perlu calon terbaik yang penting terpopuler. Siapa tahu mereka akan dipinang juga.

Calon lain yang sudah memproklamasikan diri adalah Adhyaksa Dault (mantan Menpora) dan Yusril Izha Mahendra (mantan Menteri Kehakiman). Namun, belum jelas pengusungnya.

Artis yang diunggulkan sudah ada yang mulai bergerak. Ahmad Dhani misalnya. Dia langsung ke Kalijodo yang warganya lagi kebingungan karena akan digusur.

Meski masih tampak kaku ia sudah bergaya seperti pejabat. 'Merakyat' dengan minum kopi bersama, menggendong bayi, menenangkan rakyat dan tingkah lainnya.

“Kalau dipindah dari Kalijodo di tempat yang baru harus mendapat penghasilan yang lebih besar,” kata Dhani. Seperti biasa warga mengelu-elukannya.

Si cantik Desi Ratnasari belum turun tapi pasti akan lebih memikat karena penampilannya yang menarik. Eko Patrio tak pelak akan mengocok perut warga Kalijodo.

Tantowi Yahya mungkin akan menunjukkan kebolehannya bernyanyi sambil memetik gitar. Pokoknya Kalijodo akan menjadi ajang pertempuran para calon.

Seperti diberitakan, Ahok merencanakan menggusur Kalijodo karena akan dikembalikan fungsinya sebagai jalur hijau. Seperti biasa, masyarakat menolak. Penolakan ini dimotori ‘pentolan’ yang sudah merasakan nikmatnya usaha haram selama puluhan tahun.

Kalijodo adalah kawasan berpenduduk padat yang menempati lahan milik negara. Permukiman ini sudah ada sejak 1930, kemudian berkembang bahkan muncul lokalisasi pelacuran dan perjudian yang terkenal sampai sekarang.

Preman, tukang parkir, ojek dan tenaga jasa keamanan, ikut mengais rezeki di situ. Kekuasaan preman lebih dominan di tempat ini.

Kehidupan garang ada di situ, pemerasan terjadi tiap hari. Parkir Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per mobil. Tarif pelacur Rp 250.000 sampai Rp 1 juta sekali pakai.

Omset perjudian Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar per hari. Banyak orang menggantungkan hidup di situ, berbaur dengan masyarakat baik-baik yang juga tinggal di situ. Gubernur silih berganti tapi tetap tak bisa menertibkan. Direskrimum Polda Metro Jakarta Kombes Krishna Murti saat menjadi Kapolsek Penjaringan yang wilayahnya membawahi Kalijodo, pernah ditodong pistol oleh pentolan judi di situ, Daeng Aziz, saat akan melakukan penertiban. Sampai muncul ejekan, Kalijodo hanya bisa digusur dengan tank. Daeng kini berjuang menolak penggusuran.

***

Kalau mau mencari kemenangan di Kalijodo tidak sulit. Asal mau merebut hati warga dengan membatalkan penggusuran, pastilah dipilih. Apalagi kalau yang menjanjikan artis pasti lebih manjur.

Sejumlah artis lewat ketenarannya telah berhasil menjadi kepala daerah. Seperti Rano Karno (Gubernur Banten), Zumi Zola (Gubernur Jambi), Dede Yusuf (mantan Wagub Jabar) atau Dedy Mizwar (Wagub Jabar) meski masih sering tampil di televisi tampil sebagai model iklan. Orang hanya kenal dia lewat produk-produk iklannya, bukan prestasinya sebagai Wagub.

Ahok pasti sadar hal itu tapi tetap bertekad melakukan penggusuran di akhir sisa masa jabatannya. Kalau dia hanya ingin menang pastilah penggusuran ditunda setelah pemilihan gubernur. Tapi dia tidak, justru menjelang pemilihan.

Itulah enaknya menjadi gubernur ‘independen’ setelah keluar dari Gerindra. Tak direcoki partai. Tahun 2017, Ahok juga akan menjadi calon independen. Teman Ahok, organisasi pendukung Ahok, sudah mengumpulkan lebih 650 ribu tanda tangan. Jumlah yang cukup untuk mendukung seorang calon independen.

Partai saat ini cenderung lebih merupakan problem dalam sistem pemerintahan kita dibanding sebagai solusi. Partai tidak lagi memperjuangkan ideologi tapi kepentingan.

Politisinya juga sama, banyak yang kutu loncat asal bisa masuk dalam kekuasaan, setidaknya jadi anggota legislatif.

Kalau cuma mau jadi gubernur Kalijodo itu gampang, bukan artis pun bisa. Daeng Azis bahkan sudah jadi ‘presiden’ di situ. Yang susah itu jadi Gubernur DKI. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Akhir Bahagia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved