Pengakuan LGBT Agar Bisa Diterima Masyarakat Sekitar
Kami juga tidak ingin terlahir sebagai LGBT. Orangtua mana yang ingin anaknya jadi
BANJARMASINPOST.CO.ID, SEMARANG - Bergiat di lingkungan LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) membuat Mahmud, sebut saja demikian, memahami kehidupan sosial mereka.
Sejumlah LGBT di Jateng terjun di dunia fashion, keartisan, modeling hingga tata rias.
Mahmud sendiri bekerja di dunia fashion.
Mewakili teman-temannya sesama LGBT di Kota Semarang, ia berujar bahwa LGBT sebenarnya sama dengan makhluk sosial pada umumnya. Perbedaan yang ada hanyalah orientasi seksual.
"Kami juga tidak ingin terlahir sebagai LGBT. Orangtua mana yang ingin anaknya jadi seperti itu? Tidak ingin kan?" ucapnya pada Tribun Jateng, pekan lalu.
Pria yang memilih tidak berkeluarga itu mengatakan bahwa kondisi LGBT bukan sebuah pilihan tapi jalan hidup.
Menurutnya, ketika seseorang tahu orientasi seksual mereka gay atau lesbi pasti terjadi konflik batin luar biasa.
“Butuh kesiapan mental luar biasa untuk mengungkapkan ke orang-orang terdekat,” katanya.
Jika mereka sanggup mengungkapkan identitas sebenarnya, Mahmud mengacungkan jempol. Apakah Mahmud juga berani melakukannya?
"Saya jelas memilih untuk tidak berkeluarga. Tapi apakah orang lain tahu saya pacaran dengan cowok atau cewek, mereka tidak perlu tahu. Mereka anggap saya lurus atau melenceng, saya tidak masalah. Yang pasti kehidupan sosial saya bagus di masyarakat," katanya.
Mahmud berujar bahwa pada dasarnya LGBT sama dengan manusia normal lainnya.
Mereka bersosialisasi, bekerja dan berinteraksi. Ia sendiri selalu mengingatkan teman-temannya sesama LGBT agar tidak mengundang kontroversi.
“Jika ingin diakui masyarakat satu-satunya jalan adalah berprestasi. Di sini (Semarang) masih ada tata krama dan sebagainya. Jangan sampai melakukan hal yang merugikan diri sendiri," jelasnya.
Terkait banyaknya serangan pada LGBT akhir-akhir ini, Mahmud menyatakan para LGBT di Kota Semarang memilih tidak terlalu memikirkan.
Kami fokus melakukan hal positif daripada memikirkannya. Tapi kalau sampai ada larangan tampil melambai di televisi menurut kami terlalu berlebihan,” tandasnya.
