Akibat Ekonomi Hancur, Pasangan di Jalur Gaza Ini Galang Dana untuk Pernikahan

Akibat perekonomi di negaranya hancur setelah blokade di Jalur Gaza, pasangan asal Palestina ini terpaksa melakukan kampanye pengumpulan dana untuk

Penulis: Ernawati | Editor: Ernawati
aljazeera.com/walaa ghussein
Falastin Tanani dan Hakim Zughbor telah mengumpulkan dukungan dan dorongan dari orang-orang luar negeri, sementara menghadapi beberapa kritik di Gaza. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Akibat perekonomi di negaranya hancur setelah blokade di Jalur Gaza, pasangan asal Palestina ini terpaksa melakukan kampanye pengumpulan dana untuk biaya penikahan mereka.

Adalah Falastin Tanani dan Hakim Zughbor, memasang kisah mereka di media online sejak Janiari lalu.

Dari kisah itu, mereka berhasil mengumpulkan 5.000 dolar AS.

Falastin Tanani berusia 27 tahun. Demikian pula pasangannya, Hakim Zughbor, memiliki usia yang sama.

Keduanya Mereka berharap bisa mengumpulkan dana 9.000 dolar AS dari aksi penggalangan tersebut demi menutupi biaya pernikahan mereka.

Falastin Tanani merupakan lulusan teknik komputer dari Universitas Al-Azhar Gaza.

Ia tidak dapat menemukan pekerjaan sesuai bidangnya studi.

Kini ia mengabdi di sebuah LSM dengan sistem kontrak jangka pendek, sehingga sulit baginya untuk menabung.

Sedangkan sang tunangan, Hakim Zughbor, adalah seorang arsitek. Ia bekerja secara freelance.

Situasi ekonomi di Gaza yang suram, dengan penurunan 15 persen pada PDB tahun lalu dan pengangguran sekitar 44 persen.

Banyak warga Palestina mengungsi pada tahun 2014 serangan Israel di Gaza, dan beberapa rumah telah dibangun kembali.

PBB telah memperingatkan bahwa Gaza bisa dihuni pada tahun 2020 jika kecenderungan ini terus berlanjut.

"Setelah kami resmi bertunangan dan menghadapi beberapa tantangan, Hakim dan saya menemukan pengaturan pernikahan di depan kami. Kita tahu bahwa kita tidak mampu untuk menutupi biaya pernikahan. Jadi, teman-teman kami menyarankan bahwa kami memulai kampanye pengumpunan dana untuk mendapatkan bantuan," papar Tanani seperti dikutip BPost Online dari Aljazeera.

Tanani mengakui, biasanya orang-orang muda mencari dukungan dari keluarga atau teman-teman.

"Kami tidak memiliki ini, apalagi sekarang Hakim menganggur karena situasi ekonomi saat ini. Sekarang dia lepas, ia membuat sekitar $ 5 sampai $ 10 per tugas, merancang logo untuk proyek-proyek atau perusahaan. pendapatan kami hanya cukup untuk uang saku, jadi kami tidak bisa menutupi $ 10.000 pernikahan," kata Tanani.

Di tengah pasangan ini menggalang dukungan dana dari luar negeri melalui media online, di negerinya sendiri khususnya kawasan Jalur Gaza, sebagian orang mengecam aksi mereka ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved