Bagi Ibu Ini Ruang ICU Anak RSUD Balikpapan 'Angker', Ia Kehilangan 3 Anaknya di Sini
Rasa trauma dan takut dari seorang ibu yang pernah kehilangan tiga anaknya di ruangan rumah sakit yang sama harus ia kubur dalam-dalam.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BALIKPAPAN - Rasa trauma dan takut dari seorang ibu yang pernah kehilangan tiga anaknya di ruangan rumah sakit yang sama harus ia kubur dalam-dalam.
Ia merajut rasa percaya diri dan keyakinan tinggi untuk meraih harapan kesembuhan satu-satunya anak yang tersisa.
Ialah Nur Lina, 36 tahun. Matanya harus terjaga memantau perkembangan kondisi kesehatan anak ketiganya Dicha Larasati Putri (jalan 6 tahun), yang saat ini, menjalani perawatan intensif anak (Neonatal Intensive Care Unit/NICU) RSUD dr Kanudjoso Balikpapan, Kalimantan Timur. Dicha mengidap hemofilia akut.
Ya, Lina memang kali keempat harus berhadapan dengan 'keangkeran' ruangan NICU RSUD dr Kanudjoso Balikpapan.
Di ruangan ini lah ia kehilangan tiga buah hati tersayangnya, semua meninggal dunia saat perawatan.
Anak pertamanya saat berumur 6 tahun, pergi selamanya akibat mengidap kelainan jantung. Kemudian, disusul anak keduanya Puput (4 tahun) menderita hemofilia, lalu Agil (usia 5 bulan), anak bungsunya, wafat akibat bocor jantung.
Mirisnya, saat ini Lina menelan pil pahit. Anak yang tinggal satu-satunya yang dimilikinya, terbaring lemah, sudah 6 hari, di ruang di mana ia harus melihat ketiga anaknya yang lain menghembuskan nafas terakhirnya.
"Bohong kalau saya bilang saya tidak takut mas. Tapi demi Dicha saya tidak boleh lemah, dan harus kuat," tuturnya.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang menyebabkan tubuh kekurangan protein yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah bilamana terjadi perdarahan. Protein ini lazim disebut faktor pembekuan atau faktor koagulasi.
Hemofilia sebenarnya merupakan penyakit keturunan yang langka terjadi. Penderita penyakit ini akan lebih lama mengalami perdarahan daripada orang-orang normal.
